Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencetak rekor level tertinggi baru sepanjang 2 hari berturut-turut. Namun, pencapaian level tertinggi ini justru rawan aksi profit taking dari investor.
Pada penutupan Rabu (4/10), IHSG menguat 0,2% atau sekitar 12 poin ke level 5.951. Sepanjang hari, indeks beberapa kali mencetak rekor baru dan sempat menyentuh level 5.967. Mayoritas indeks sektoral pun mengalami penguatan dipimpin oleh indeks sektor pertambangan sebesar 1,09%.
Selain Indonesia, mayoritas bursa saham Asia Tenggara menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan di bursa saham Asia, yakni sebesar 0,73%. Sementara indeks S&P Sensex India menguat 0,69%, PSE Index Filipina 0,37%, dan FTSE BM Malaysia 0,12%.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan saat ini di pasar tidak terlihat banyak sentimen, namun pasar memiliki ekspektasi perbaikan kinerja emiten kuartal III/2017. Sehingga indeks mulai melakukan pergerakan ke atas.
Hans menambahkan, suku bunga bank yang turun pun membuat saham perbankan cukup positif sepanjang tahun. Namun, indeks dalam level saat ini terbilang cukup mahal sehingga rawan aksi profit taking.
"Dengan level sekarang, indeks agak mahal ya. Memang kenaikan cukup tinggi, tetapi saya khawatir rawan aksi profit taking," ujarnya, Rabu (4/10/2017).