Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Samsung Electronics Akhiri Reli, Indeks Kospi Melemah Bersama Won

Reli indeks saham acuan Korea Selatan berakhir pada perdagangan hari ini, Selasa (19/9/2017), penurunan pertama dalam empat hari penutupan perdagangan berturut-turut.
Bursa Kospi/Reuters
Bursa Kospi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Reli indeks saham acuan Korea Selatan berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/9/2017).

Indeks Kospi ditutup di zona merah dengan penurunan 0,09% atau 2,16 poin di level 2.416,05, setelah dibuka dengan kenaikan 0,05% atau 1,09 poin di posisi 2.419,30.  Adapun pada perdagangan Senin (18/9), Kospi ditutup menguat 1,35% atau 32,14 poin di level 2.418,21.

Sebanyak 317 saham menguat, 357 saham melemah, dan 85 saham stagnan dari 759 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini.

Sejumlah saham terpantau melemah, di antaranya Miwon Specialty Chemical Co.Ltd./New (-0,56%), Woori Bank (-0,28%), dan Kyungbang Ltd. (-0,72%).

Saham Samsung Electronics Co. Ltd ikut bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,69% atau 18.000 poin ke posisi 2.606.000 pada pukul 13.56 WIB, mengakhiri reli yang dibukukan selama empat hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Meski relinya berakhir hari ini, pelemahan indeks Kospi dibatasi penguatan sejumlah saham di antaranya Orion Corp./Republic of Korea (+0,10%) dan Hyundai Construction Equipment Co. Ltd. (+1%).

Sejalan dengan Kospi, nilai tukar won ditutup melemah 0,41% atau 4,60 poin di 1.131,28 per dolar AS, setelah mengalami apresiasi dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

“Penguatan pada USD/KRW akan terbatas hingga pertengahan level 1.130 saat eksportir Korea menjual dolar dan permintaan untuk aset berisiko meningkat,” ujar Park Sungwoo, fixed-income analyst di NH Futures, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pergerakan Indeks KOSPI

Tanggal

Level

Perubahan

19/9/2017

2.416,05

-0,09%

18/9/2017

2.418,21

+1,35%

15/9/2017

2.386,07

+0,35%

14/9/2017

2.377,66

+0,74%

13/9/2017

2.360,18

-0,22%

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper