Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin, Selasa (12/9/2017), penurunan pertama dalam tiga perdagangan terakhir.
Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup turun 0,29% atau 0,25 poin di US$86,15/metrik ton.
Padahal pada perdagangan Senin (11/9), harga batu bara ditutup menguat hampir 1% di level tertinggi dalam tiga tahun.
Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah menguat setelah OPEC dikabarkan mempertimbangkan perpanjangan kesepakatan pembatasan produksi yang akan berakhir Maret 2018 dan kilang minyak mentah AS mempercepat pemulihan pasca topan Harvey.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober berakhir menguat 0,3% di level US$48,23 di New York Mercantile Exchange, dengan total volume yang diperdagangkan sekitar 5% di bawah rata-rata 100 hari terakhir.
Adapun minyak Brent untuk kontrak November menguat 0,43 poin di level US$54,27 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, Rabu (13/9/2017), Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan terus mengurangi produksi hingga paruh kedua tahun depan.
Sementara itu, kilang minyak di AS yang sempat berhenti beroperasi karena Badai Harvey secara bertahap melanjutkan operasi normalnya, meskipun American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sebesar 6,18 juta barel dan pasokan bensin turun 7,9 juta barel.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
12 September | 86,15 (-0,29%) |
11 September | 86,40 (+0,93%) |
8 September | 85,60 (+1,12%) |
7 September | 84,65 (-0,18%) |
6 September | 84,80 (-0,06%) |
Sumber: Bloomberg