Sampai semester I/2017, Antam telah merealisasikan belanja modal senilai senilai Rp811,7 miliar atau sekitar 31% dari target Rp2,56 triliun sepanjang tahun.
Sekretaris Perusahaan Antam Aprilandi H. Setia mengatakan belanja itu antara lain untuk keperluan investasi seperti investasi rutin Rp93,6 miliar, investasi pengembangan Rp713 miliar dan biaya ditangguhkan Rp5,1 miliar.
“Sampai dengan semester I/2017, pengembangan perusahaan terus dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian,” paparnya dalam keterangan tertulis, Senin (4/9/2017).
Menurutnya, realisasi perkembangan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC) proyek pembangunan pabrik Feronikel Haltim (P3FH) telah mencapai 11,7% sampai dengan Juni 2017.
Seperti diketahui, perusahaan tengah menggarap proyek P3FH tahap 1 line 1 berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun. P3FH itu digarap oleh konsorsium kontraktor yang terdiri dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan Kawasan Heavy Industries Ltd dengan nilai kontrak Rp3,43 triliun.
Proyek itu merupakan salah satu proyek strategis Antam yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah potensi bijih besi nikel melalui kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi feronikel.
Pabrik feronikel Haltim akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel perusahaan dari 27.000-30.000 Ton Nikel (TNi) per tahun menjadi 40.500-43.500 TNi per tahun, serta turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel.
Selain itu, emiten berkode saham ANTM ini masih melanjutkan diskusi dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) dalam rencana pengembangan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).
Sementara itu, Timah telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp675 miliar sampai semester I/2017 atau sekitar 29,3% dari rencana anggaran untuk induk usaha senilai Rp2,3 triliun sepanjang tahun.
Sekretaris Perusahaan Timah Amin Haris Sugiarto memaparkan belanja modal itu antara lain untuk rekondisi dan replacement alat produksi sebesar 47,79% atau Rp323 miliar, pembesaran kapasitas sebanyak 41,28% atau Rp279 miliar, dan sarana pendukung menyerap 7,63% atau Rp52 miliar.
“Sampai dengan akhir semester pertama 2017 sudah terserap belanja modal sebesar Rp675 miliar,” paparnya dalam keterangan tertulis, pekan lalu.