Bisnis.com, TANGERANG—Perusahaan penerbangan, PT Indonesia AirAsia (IAA) membukukan rugi bersih yang semakin dalam pada semester I/2017.
Sepanjang semester I/2017, rugi yang dibukukan mencapai Rp557,88 miliar.
Kerugian maskapai AirAsia ini meningkat hingga 16 kali dibandingkan Juni 2016 senilai Rp34,7 miliar. Maskapai AirAsia telah mencatatkan kerugian sejak dua tahun silam.
Sementara itu, pendapatan maskapai AirAsia ini sepanjang semester I/2017 mencapai Rp1,9 triliun, meningkat 6,07% year on year dari posisi Rp1,81 triliun.
Bila ditelisik lebih dalam, pendapatan yang dibukukan AirAsia dalam tren fluktuatif.
Pada 2016, pendapatan yang dibukukan AirAsia mencapai Rp3,88 triliun, turun 23,1% dari posisi Rp5,05 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, aset yang dimiliki IAA dalam tren menurun.
Baca Juga
Meskipun mengalami IAA mengalami kerugian, PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk. (CMPP) siap melakukan transaksi penawaran umum terbatas (rights issue) dengan rasio dilusi 97,97%, mengambilalih sekuritas pertual IAA senilai Rp2,6 triliun.
Komisaris Utama Rimau Multi Putra Pratama Donny Petrus Pranoto mengungkapkan rights issue dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga perseroan dapat melakukan investasi di bidng penerbangan komersial berjadwal.
"IAA akan menjadi entitas anak perusahaan kami. Kami optimis, ini akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan kami," ungkapnya di Tangerang, Rabu (30/8/2017).
Sementara itu, ekuitas yang dimiliki oleh IAA per Juni 2017 masih negatif hingga Rp117,22 miliar.
Liabilitas perusahaan penerbangan ini mencapai Rp3,03 triliun. Donny enggan menyampaikan komposisi utang yang dimiliki AirAsia dari total liabilitas.