Bisnis.com, JAKARTA--Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., menjajaki kemungkinan penggunaan obligasi global berdenominasi rupiah sebagai salah satu instrumen pendanaan pada akhir 2017.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih mengatakan apabila perusahaan menjajaki kemungkinan itu maka perseroan perlu mencermati peringkat yang diperoleh.
"Kita juga melihat mungkin nggak global IDR (obligasi global pakai rupiah). Kalau iya, kita mau lihat rating kita dulu," katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/8/2017).
Selain obligasi global, perusahaan juga menjajaki penerbitan obligasi sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan target dana Rp5 triliun.
Steve mengatakan dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk menyesuaikan antara profil proyek dan sumber pendanaan. Menurutnya, proyek perusahaan yang memiliki jangka waktu jangka panjang membutuhkan pendanaan jangka panjang juga.
"Kalau pakai short term financing (pendanaan jangka pendek), kita tekor," katanya.
Salah satu contoh penggunaan dana itu antara lain untuk investasi pembangkit listrik. Investasi itu, ujarnya, membutuhkan dana untuk pembelian tanah. Transaksi itu tidak bisa dilakukan dengan menggunakan pinjaman perbankan.
Pendanaan dari obligasi dalam jangka waktu 5-7 tahun itu akan digunakan untuk mendanai kebutuhan yang tidak bisa didanai oleh pinjaman perbankan.