Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REVIEW IHSG: Asing Mulai Profit Taking

Tingginya aksi jual dari investor asing sejak awal tahun ini menyebabkan total beli bersih investor asing sepanjang tahun berjalan mulai terkuras.
Karyawati berbincang di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/7)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berbincang di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/7)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Tingginya aksi jual dari investor asing sejak awal tahun ini menyebabkan total beli bersih investor asing sepanjang tahun berjalan mulai terkuras.

Total beli bersih investor asing pada 3 Juli 2017 tercatat Rp17,97 triliun dan terus tergerus hingga kemarin.

Pada penutupan Senin (24/7), tercatat total beli bersih investor asing Rp8,21 triliun.

Penutupan kemarin, nilai perdagangan hanya Rp6,64 triliun dengan volume 7,96 miliar. Investor domestik mencatatkan transaksi Rp3,9 triliun atau 58% dari total transaksi. Adapun, investor asing mencatatkan jual bersih Rp321,7 miliar.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin terangkat 0,63% ke level 5.801 setelah sempat melemah 1,03% ke level 5.765 pada Jumat (21/7).

Associate Director Sinarmas Sekuritas Jeffrosenberg Tan mengatakan saat ini tren global memang memperlihatkan outflow di Indonesia. Para investor mulai profit taking di pasar negera berkembang seperti Indonesia dan India.

"Global trend ada outflow di Indonesia. Secara Earning per Share (EPS) outflow di Indonesia kabarnya ke Eropa. Investor mulai profit taking di emerging market seperti Indonesia dan India. Kalau berdasarkan data, memang seperti itu. Belum dapat dipastikan trend ini akan semakin lama," ujarnya, Senin (24/7).

Dia menambahkan investor memiliki kekhawatiran dengan koreksi pasar Amerika Serikat, sehingga mulai menjual di pasar negera berkembang. Adapun, EPS netflow banyak ke pasar Eropa dan membuat Euro turut menguat.

Jeff pun menekankan aksi jual dari investor asing disebabkan akumulasi beberapa penyebab. Dari sisi Price to Earning rasio (PE Ratio), Indonesia secara valuasi memang tidak terbilang murah.

Berdasarkan data Bloomberg PE Rasio Indonesia pada 2017 adalah 16,5 kali. Jika dibandingkan dengan negara lain di regional, Hongkong memiliki PE ratio lebih murah yakni 8,5 kali, China 15,5 kali.

Sementara, di pasar Eropa memiliki EP lebih rendah seperti German 13,5 dan Perancis.

"Saya rasa dari sedikit profit taking di emerging market dan flow ke Eropa walau tahun lalu sedikit underperformed," paparnya.

Jeff melihat masih ada potensi untuk mencetak beli bersih investor asing di akhir tahun apabila pemerintah dapat mulai mengejar ketertinggalan semester I/2017 pada semester II/2017.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh CEO KGI Sekuritas Indonesia Antony Kristanto yang memaparkan aksi profit taking merupakan hal lumrah.

"Investor asing melakukan profit taking itu lumrah. Investor domestik pun saat ini cukup kuat. Dan kondisi perekonomian Indonesia masih cukup bagus," paparnya.
Dia mengungkapkan pasar Indonesia masih terus bertumbuh, dari sisi EPS masih sekitar 20%.

Adapun, pengamat pasar modal Satrio Utomo mengungkapkan investor asing masih menunggu berita positif di pasar Indonesia. Puncak berita positif Indonesia adalah pada saat mendapatkan investment grade dari S&P.

"Saat ini investor mulai stagnan. Kinerja emiten biasa saja. Investor masih menunggu prospek tahun depan yang mulai bisa dilihat pada September. Dari situ spekulasi dimulai dan investor mulai melakukan posisi untuk 2018," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri
Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper