Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REPRIORITAS PEKERJAAN: Indika Energy (INDY) Hentikan Eksplorasi Proyek Baliem

Bisnis.com, JAKARTA PT Indika Energy Tbk. (INDY) memutuskan untuk tidak melanjutkan eksplorasi pada proyek Baliem Papua. Upaya tersebut merupakan bagian dari reprioritas perseroan menyusul kembali beroperasinya tambang batu bara di Kalimantan Tengah.
/Asiabusinessinfo
/Asiabusinessinfo

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) memutuskan untuk tidak melanjutkan eksplorasi pada proyek Baliem Papua. Upaya tersebut merupakan bagian dari reprioritas perseroan menyusul kembali beroperasinya tambang batu bara di Kalimantan Tengah.

Direktur Keuangan INDY Azis Armand mengatakan perseroan melalui anak usahanya PT Indika Indonesia Resources (IIR) tidak melanjutkan kegiatan eksplorasi pada proyek Baliem karena perseroan tengah melakukan reprioritas kegiatan.

“Kami me-reprioritaskan kegiatan. Saat ini lebih terkonsentrasi ke tambang Kalimantan Tengah yang baru kembali beroperasi pada akhir tahun 2016 kemarin,” katanya saat dihubungi, Rabu (19/7/2017).

Sementara itu, Corporate Secretary INDY Dian Paramita mengungkapkan tidak ada aktivitas eksplorasi di PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan PT Mitra Energi Agung (MEA) pada Juni 2017.

Dia mengungkapkan, pada MUTU aktivitas yang dilakukan hanya kegiatan mendukung pada pit untuk aktivitas penambangan, sedangkan pada MEA aktivitas yang dilakukan hanya berupa pengurusan perizinan untuk menunjang kegiatan legalitas dan untuk mendukung kegiatan operasional dalam rencana hauling road.

“Untuk Baliem, manajemen memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan eksplorasi di area Baliem Papua,” katanya dalam keterbukaan informasi.

Dalam laporan keuangan kuartal I/2017 perseroan disebutkan dengan pertimbangan bahwa aset batu bara di PT Mitra Energi Agung (MEA) dan proyek Baliem saat ini tidak dapat memberikan hasil yang menguntungkan pada kondisi pasar batu bara saat ini, pada Desember 2015 manajemen IIR memutuskan untuk melakukan pencadangan atas penurunan nilai aset sebesar US$21,34 juta.

Sementara itu, dalam laporan tahunan 2016 disebutkan jumlah kerugian penurunan nilai diakui dalam laba rugi untuk dua aset tersebut pada 2015 sebesar US$53,2 juta termasuk aset tidak berwujud, aset tetap serta aset eksplorasi dan evaluasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper