Bisnis.com, LONDON -- Harga minyak mentah masih sulit beranjak naik setelah turun tipis ke level di bawah US$47 per barel.
Penurunan tersebut menyusul laporan yang menyatakan persediaan minyak Amerika Serikat meningkat. Hal tersebut menandakan masalah membanjirnya pasokan minyak mentah masih jauh dari kata selesai.
Padahal, negara-negara eksportir minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) terus berupaya untuk memangkas produksinya hingga 1,8 juta barel per hari sejak Januari 2017.
"Tampaknya tiada kata akhir untuk berita bearish di pasar minyak," tutur analis Commerzbank Carsten Fritsch seperti dikutip Reuters, Rabu (28/6/2017).
Minyak mentah Brent LCOc1 turun 5 sen menjadi US$46,6 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS turun 15 sen ke level US$44,09 per barel.
Seperti diketahui, kejatuhan harga minyak dimulai pada pertengahan 2014. Negara utama pengekspor seperti Arab Saudi terus membanjiri pasar dengan minyak sehingga harganya terus meluncur dari kisaran US$100 per barel kala itu hingga di bawah US$50 per barel.