Bisnis.com, JAKARTA – Unilever Plc, perusahaan raksasa consumer goods, itu berencana mengalihkan anggaran pemasaran kepada iklan online. Namun, untuk menuju ke sana, Unilever berharap laporan kinerja iklan penyedia platform iklan online itu bisa lebih mendalam dan terpercaya.
Kepala Pemasaran Unilever Keith Weed mengatakan, setelah bertemu dengan perwakilan Twitter Inc. Dan Snap Inc. Dalam konferensi periklanan Cannes Lions di Prancis membuat perusahaan besar itu semakin jelas dalam arah strategi pemasarannya.
“Kami pun siap memberikan uang iklan lebih banyak dengan skema iklan online bila mereka [penyedia iklan online] memperbaiki standar pelaporannya,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu (24/6).
Dari sisi jangkauan dan popularitas iklan platform seperti, Google dan Facebook memang menarik bagi pemasaran perusahaan. Dua pemain besar iklan online itu telah menguasai 90% dari seluruh pertumbuhan iklan lewat dalam jaringan (daring) tersebut.
Namun, masalah efektivitas pemasaran digital itu tengah mendapatkan sorotan tajam. Direktur Pemasaran Procter & Gamble Co. Marc Pritchard mempertanyakan seberapa banyak iklan online yang dilihat oleh manusia yang sesungguhnya, bukan bot komputer. Hal itu akan menentukan kualitas data kinerja iklan platform tersebut.
Unilever yang berniat mengalihkan pemasarannya lewat iklan online itu pun mendesak reformasi dan meminta pendekatan yang lebih ketat mengenai berapa banyak iklan yang benar-benar dilihat oleh manusia nyata, sebelum klien iklan seperti perseroan harus ditagih biayanya.
Selain itu, Weed yang mewakili Unilever pun meminta verifikasi pihak ketiga memeriksa pelaporan kinerja dari platform iklan online seperti Google dan Facebook.
Di sisi lain, Unilever telah mengumumkan penurunan anggaran pemasaran lewat iklan sebesar 30% pada tahun ini. Hal itu adalah bagian dari tinjauan strategis seiring dengan tawaran akuisisi yang akan dilakukan Kraft Heinz Co.
Unilever pun berencana mengurangi separuh jumlah agen kreatif menjadi 1.500 dibandingkan dengan sebelumnya sebanyak 3.000.
Weed mengatakan, pihaknya telah menghabiskan ratusan juta dolar AS untuk biaya dan produksi tetapi, pada tahun ini Unilever akan melakukan perubahan langkah.