Bisnis.com, JAKARTA – FedEx Corp. siap untuk menuai keuntungan dari pertumbuhan belanja online (e-commerce), dengan memproyeksikan laba setahun penuh yang sejalan dengan prediksi para analis.
Dalam pernyataannya kemarin (20/6), seperti dikutip Bloomberg (Rabu, 21/6/2017), perusahaan jasa pengiriman barang ini memproyeksikan perolehan laba akan mencapai US$13,20 hingga US$14 per saham untuk tahun fiskal hingga Mei tahun depan setelah mengecualikan penyesuaian dan biaya pensiun dari integrasi TNT Express.
Sementara itu, para analis memprediksikan perolehan laba senilai US$13,61.
Prospek tersebut menggarisbawahi potensi payoff FedEx seiring upayanya memetik hasil setelah melakukan investasi yang besar di tahun fiskal 2017 untuk menangani lebih banyak lonjakan pengiriman e-commerce.
Perintis jasa pengiriman lewat udara ini juga mengharapkan keuntungan di tengah ekonomi global yang lebih kuat dan proyeksi peningkatan produksi industri Amerika Serikat (AS) tahun ini dan berikutnya.
Saham FedEx pun naik 1,7% menjadi US$212,50 setelah penutupan perdagangan reguler di New York kemarin. Saham FedEx telah naik 12% tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 8,9% untuk indeks perusahaan industri pada S&P.
Baca Juga
Perusahaan yang berbasis di Memphis, Tennessee ini menyampaikan pandangan optimistisnya setelah melaporkan bahwa laba yang disesuaikan untuk kuartal keempat tahun fiskal naik menjadi US$4,25 per saham.
Nilai tersebut melampaui prediksi para analis sebesar US$3,88, sekaligus mengakhiri hasil yang mengecewakan selama dua kuartal berturut-turut.
Di sisi lain, nilai penjualan periode yang berakhir pada tanggal 31 Mei naik menjadi US$15,7 miliar atau lebih besar dari perkiraan para analis sebesar US$15,6 miliar.
