Bisnis.com, JAKARTA--PT Smartfren Telecom Tbk. bakal menarik sisa pinjaman dari China Development Bank untuk memenuhi kebutuhan ekspansi tahun ini.
Perusahaan telekomunikasi ini telah memiliki fasilitas pinjaman senilai US$300 juta sejak tahun lalu. Namun, fasilitas yang telah ditarik dari China Development Bank (CDB) senilai US$170 juta dan masih ada sisa US$130 juta, yang ditarik tahun ini.
Direktur Keuangan Smartfren Telecom Antony Susilo menuturkan selain dari CDB, pihaknya juga memperoleh fasilitas pinjaman dari perbankan lain. Dalam setahun terakhir, FREN memiliki utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,1 triliun.
Antony mengungkapkan suku bunga pinjaman dari CDB cukup kompetitif sehingga tidak memberatkan dari sisi beban bunga.
Sementara itu, total pinjaman jangka panjang setelah dikurangi utang dengan tenor kurang dari setahun mencapai Rp8,46 triliun. Dia mengungkapkan untuk melunasi utang jangka pendek, FREN juga berencana untuk menarik sisa fasilitas pinjaman dari CDB.
Antony menuturkan FREN juga memiliki utang obligasi rupiah senilai Rp600 miliar yang akan jatuh tempo pada bulan ini. Untuk melunasi utang surat utang itu, sambungnya, FREN akan menggunakan dana dari obligasi wajib konversi (OWK).
"Untuk obligasi rupiah yang jatuh tempo, kami akan lakukan pelunasan senilai Rp600 miliar dari obligasi konversi," ungkapnya, Rabu (14/6/2017).