Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenapa Saham IPO Hartadinata Hanya Dilepas 24%? Ini Filosofinya

PT Hartadinata Abadi Tbk memutuskan untuk melepas sebanyak 1,1 miliar lembar saham kepada publik. Jumlah tersebut setara dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) Sandra Sunanto (kedua kanan), didampingi Komisaris Utama Ferriyady Hartadinata (ketiga kanan), menyaksikan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) perseroan di Jakarta, Selasa (13/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) Sandra Sunanto (kedua kanan), didampingi Komisaris Utama Ferriyady Hartadinata (ketiga kanan), menyaksikan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) perseroan di Jakarta, Selasa (13/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--PT Hartadinata Abadi Tbk memutuskan untuk melepas sebanyak 1,1 miliar lembar saham kepada publik. Jumlah tersebut setara dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Awalnya Hartadinata berencana melepas 30% kepemilikan sham kepada publik. Namun sesuai filosofi emas berkadar 24 karat, maka calon emiten produsen perhiasan emas itu merevisi ke bawah menjadi 24% saham yang dilepas ke publik.

Dia mengungkapkan angka 24 itu merepresentasikan kadar emas murni yang merupakan bahan baku utama produk Hartadinata dan juga filosofi perseroan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh stakeholders.

Dari jumlah saham yang dilepas kepada publik, sebanyak 98% saham dialokasikan untuk penjatahan pasti (fixed allotment) pada periode book building atau kepada institusi sedangkan 2% saham sisanya ditawarkan kepada masyarakat melalui mekanisme pooling yang diadakan pada penawaran umum.

Perseroan juga berhasil mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) dalam penawaran umum saham perdana kepada institusi hingga 1,15 kali.

Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengungkapkan mayoritas yang membeli adalah mayoritas institusi dari dalam negeri seperti dana pensiun dan asuransi. Selain itu, saham Hartadinata juga dibeli oleh institusi dari Malaysia dan Singapura.

"Minat insvestor sangat positif. Mayoritas yang membeli saham kami adalah lokal. Oversubscribed 1,15 kali untuk fix allotment, mayoritas institusi lokal, lalu ada Singapura dan Malaysia," ungkapnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (13/6/2017).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper