Bisnis.com, JAKARTA--Danareksa Investment Management sedang mematangkan struktur produk efek beragun aset (EBA) dengan aset dasar berupa piutang anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan total target penggalangan dana sebesar Rp10 triliun.
Prihatmo Hari Mulyanto, Direktur Utama Danareksa Investment Management, menuturkan produk EBA dengan underlying non kredit pemilikan rumah (KPR) merupakan hal yang baru di pasar modal Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan persiapan yang cukup panjang.
"Sekarang sedang dipersiapkan. Target totalnya Rp10 triliun, tetapi bisa bertahap," kata Prihatmo di Gedung BEI, Rabu (7/6/2017).
Produk EBA tersebut rencananya bakal melakukan sekuritisasi aset berupa piutang PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Suralaya. Dengan struktur tersebut, produk ini tidak perlu menunggu regulasi baru dari OJK yang mengakomodir penggunaan pendapatan masa depan (future revenue) sebagai underlying produk kontrak investasi kolektif EBA.
"Tenornya 5 tahun. Kami perkirakan imbal hasilnya sekitar 8%-9%," imbuhnya.
Produk investasi ini diharapkan dapat diluncurkan pada Agustus 2017 setelah mendapat izin efektif dari OJK dan melewati tahap pre-marketing.
Untuk mendanai proyek infrastruktur, Danareksa Investment Management juga digandeng Perum Perumnas (Persero) untuk merancang dan menerbitkan produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) sektor perumahan.
Kerja sama yang ditandatangani sejak akhir Agustus 2016 itu mencakup emisi RDPT ekuitas sektor perumahan dengan target penggalangan dana sebesar Rp2 triliun dan diterbitkan secara bertahap dalam 1,5-2 tahun ke depan.
Selain Danareksa Investment, Mandiri Manajemen Investasi bakal menerbitkan produk perdana dengan skema KIK-EBA berbasis sekuritisasi aset jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan target penghimpunan dana sebesar Rp2 triliun. Sekuritasasi akan dilakukan terhadap future income salah satu jalan tol tersibuk milik emiten berkode saham JSMR ini.