Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (5/6/2017).
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 22,25 poin atau 0,1% ke level 21.184,04, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 turun 2,97 poin atau 0,12% ke 2.436,1 dan Nasdaq Composite melemah 10,11 poin atau 0,16% ke 6.295,68.
Seperti dilansir Reuters, data dirilis Senin kemarin menunjukkan aktivitas sektor jasa melambat pada bulan Mei karena turunnya jumlah permintaan.
Seiring dengan turunnya pesanan barang jadi pada bulan April dan produktivitas pekerja pada di kuartal pertama, serangkaian data tersebut menunjukkan terbatasnya pertumbuhan ekonomi.
Terlepas dari lemahnya data ekonomi, para investor masih berspekulasi bahwa Federal Reserve tetap akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni mendatang. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin mencapai 93,6%.
Sementara itu, Brian Jacobsen, kepala strategi portofolio Wells Fargo Funds Management, mengatakan dengan imbal hasil surat berharga pemerintah bertenor 10 tahun mendekati level terendah dalam tujuh bulan terakhir, para investor mulai mencari sektor lain yang akan diuntungkan dari kenaikan suku bunga acuan.
"Dengan turunnya nilai imbal hasil surat berharga 10 tahun, investor mulai beralih pada sektor finansial," katanya, seperti dikutip Bloomberg.
Di indeks sektoral, sektor energi menguat meski terjadi penurunan harga minyak mentah karena kekhawatiran pasca pemutusan hubungan diplomatic beberapa negara Teluk termasuk Arab Saudi dengan Qatar karena dugaan dukungannya terhadap terorisme.
Sektor energi indeks S&P 500 naik 0,2% setelah merosot 4,3% selama dua pekan sebelumnya.
Di antara saham yang bergerak, saham Apple turun 1,0% ke level US$153,93 per saham setelah produsen iPhone meluncurkan produk dan layanan terbarunya dalam konferensi pengembang tahunannya.
Saham Herbalife turun 6,7% setelah produsen suplemen gizi menurunkan ini prospek penjualannya untuk kuartal II.