Bisnis.com, JAKARTA--Mata uang pound sterling diprediksi cenderung bergerak volatil pada pekan depan akibat gelojak politik jelang pemilihan umum pada Kamis (8/6/2017). Harga diprediksi bergerak di dalam rentang 1,2800-1,2920 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Jumat (2/6/2017) mata uang pound sterling (GBP) menguat 0,040 poin menuju 1,2884 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS turun 0,483 poin atau 0,50% menuju 96,715. Ini merupakan level terendah sejak Jumat 7 Oktober 2016 di posisi 96,632.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra menyatakan data-data ekonomi Inggris terkini memang tidak terlalu direspon pasar karena investor lebih berfokus kepada hasil polling sementara menjelang pemilu pekan depan. Dengan angka polling yang beragam, pergerakan mata uang GBP cenderung volatil.
"Dalam dua hari [Kamis-Jumat] memang harga cenderung volatil karena melihat hasil polling yang cenderung mixed. Kemungkinan pergerakan volatil akan terasa sampai pemilu pekan depan," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (2/6/2017).
Dari sisi makro ekonomi, PMI Manufaktur periode Mei 2017 menurun menjadi 56,7 dari bulan sebelumnya sebesar 57,3. Kendati merosot tipis, angka yang dirilis pada Kamis (1/6/2017)ini melebihi ekspektasi di level 56,5 dan meringankan kekhawatiran terhadap ekonomi Inggris.
Selanjutnya pada Jumat (2/6/2017), PMI Konstruksi periode Mei 2017 naik ke 56 dari bulan sebelumnya 53,1. Angka ini juga melampaui ekspektasi analis sebesar 52,7.
Sebetulnya pasar lebih menyukai jika Partai Konservatif yang mengusung Theresa May dapat memenangkan mayoritas kursi dalam pemilu. Hal ini dianggap dapat melancarkan proses negosiasi Brexit yang cukup rumit.
Baca Juga
Kendati demikian, sambung Agus, volatilitas GBP cenderung masih terbatas karena harga tidak akan berubah naik terlalu tinggi atau terlampau rendah. Sampai pekan depan pound sterling diprediksi masih akan bergerak di dalam rentang 1,2800-1,2920 per dolar AS.