Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampai 2018, Harga Platinum Moderat

Harga komoditas logam mulia platinum diperkirakan mengalami tren moderat dalam dua tahun ini, yakni pada 2017 dan 2018. Sentimen utama yang menekan harga ialah pengerekan suku bunga Federal Reserve.
Petugas menjelaskan detil produk logam mulia produksi PT Antam (Persero) Tbk pada pengunjung Pameran Logam Mulia Antam di Palembang Indah Mall, Sumsel, Jumat (14/4)./Antara-Feny Selly
Petugas menjelaskan detil produk logam mulia produksi PT Antam (Persero) Tbk pada pengunjung Pameran Logam Mulia Antam di Palembang Indah Mall, Sumsel, Jumat (14/4)./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas logam mulia platinum diperkirakan mengalami tren moderat dalam dua tahun ini, yakni pada 2017 dan 2018. Sentimen utama yang menekan harga ialah pengerekan suku bunga Federal Reserve.

Pada perdagangan Selasa (16/5/2017) pukul 10:03 WIB, harga platinum meningkat 3,77 poin atau 0,41% menuju US$933,17 per troy ounce. Ini merupakan kenaikan dalam lima sesi berturut-turut.

Sepanjang tahun berjalan, harga meningkat 3,32%. Tahun lalu harga platinum naik 3,66% dan ditutup di level US$903,10 pada 30 Desember 2016.

Analis Capital Economics Simona Gambarini menyampaikan kebijakan moneter AS akan berdampak terhadap tertekannya harga platinum sampai 2018. Pada akhir 2017, harga hanya mencapai US$950 per troy ounce, sedangkan penghujung tahun depan berada di posisi US$975 per troy ounce.

"Namun untuk lebih jauh ke depan kami meyakini harga akan kembali meningkat signifikan," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/5/2017).

Pada akhir 2019, harga platinum akan mencapai US$1.150 per troy ounce dan menyentuh US$1.350 per troy ounce pada akhir 2020.

Seperti diketahui, Federal Reserve berencana melakukan penaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017 dan tiga kali lagi pada 2018. Sentimen ini akan memukul harga komoditas yang menggunakan denominasi dolar AS, terutama logam mulia.

Dolar AS dan logam mulia kerap dianggap sebagai aset lindung nilai. Namun, tren pergerakan keduanya cenderung berbanding terbalik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper