Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Indeks Shanghai Composite Berakhir Flat

Indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,06% ke level 3.080,53, setelah dibuka dengan pelemahan 0,42% di posisi 3.064,85.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan China berakhir flat pada perdagangan hari ini Selasa, (9/5/2017), namun kekhawatiran investor tentang aturan finansial yang lebih ketat di negara tersebut masih tertinggal.

Indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,06% ke level 3.080,53, setelah dibuka dengan pelemahan 0,42% di posisi 3.064,85. 

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen, yang berisi saham-saham bluechip, berakhir turun 0,19% atau 6,28 poin ke 3.352,53, setelah dibuka dengan pelemahan 0,48% di posisi 3.342,60.

Sebagian besar sektor mengalami sedikit perubahan dalam perdagangan yang tipis, sedangkan pelemahan dipimpin oleh saham infrastruktur dan kesehatan.

Sementara itu, indeks startup teknologi ChiNext secara singkat merosot ke level terendah dalam 27 bulan, sebelum ditutup naik 0,8%.

Aturan finansial yang ketat telah menjadi kekhawatiran utama investor akhir-akhir ini. Ada banyak kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat berjalan terlalu jauh dan merugikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Dalam upaya meredakan gelembung aset dan risiko sistemik, China telah memperketat cengkeramannya pada pasar properti yang memanas dan bidang keuangan lainnya menjelang kongres partai utama pada akhir tahun ini.

Menurut laporan Shanghai Securities News, bank-bank negara menaikkan suku bunga hipotek rumah untuk pembeli rumah pertama di Guangzhou, sebagai bagian dari upaya China untuk mengendalikan harga properti.

“Langkah-langkah peraturan untuk mengekang risiko keuangan telah melebihi perkiraan, namun ada kemungkinan yang kecil untuk penurunan besar dalam indeks acuan menjelang kongres partai akhir tahun ini,” kata Yang Weixiao, analis Founder Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Menurutnya, para investor diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam jangka pendek akibat minimnya katalis positif di pasar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper