Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak melanjutkan reli pelemahan di hari keenam seiring dengan peningkatan aktivitas pengeboran di AS yang mengisyaratkan kenaikan produksi lebih lanjut di negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia tersebut.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni turun 39 sen atau 0,8% ke level US$49,23 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI telah merosot 7,4% dalam enam hari terakhir.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Juni turun 36 sen atau 0,7% ke posisi US$51,60 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Berdasarkan data Baker Hughes Inc, pengebor minyak di AS membuka 5 anjungan pengeboran (rig) baru pekan lalu. Adapun Badan Administrasi Energi AS mencatat output minyak mentah AS naik 9,25 juta barel per 14 April lalu.
Minyak mentah turun di bawah US$50 per barel di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan output minyak mentah AS akan mengimbangi upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas kelebihan pasokan global.
OPEC akan memutuskan apakah akan memperpanjang pembatasan produksi selama enam bulan ke depan pada pembicaraan 25 Mei mendatang. Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya memutuskan apakah akan sepakat terhadap perpanjangan tersebut.
Baca Juga
"Ada tambahan jumlah anjungan pengeboran yang akan meningkatkan output minyak mentah, sementara Arab Saudi dan Rusia sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemotongan produksi," ungkap John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, seperti dikutip Bloomberg.
"Pasar bosan dengan isyarat kosong dan perlu melihat bukti kuat bahwa mereka (produsen minyak) memiliki dampak pada persediaan," lanjutnya.