Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang pound sterling atau GBP siap menguat ke rentang harga baru, yakni 1,30-1,35 per dolar AS dalam beberapa pekan mendatang seiring dengan semakin disetujuinya rencana pemilihan umum parlemen pada 8 Juni 2017.
Pada perdagangan Kamis (20/4/2017) pukul 17:55 WIB, mata uang GBP naik 0,27% atau 0,0035 poin menuju 1,2812 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS terkoreksi 0,18% atau 0,18 poin menuju 99,558.
Senior Adviser Credit Suisse Group Robert Parker, menyampaikan mata uang GBP siap menguat ke rentang harga baru, yakni 1,30-1,35 per dolar AS dalam beberapa pekan mendatang. Pasalnya, kondisi politik dan perekonomian Inggris terlihat lebih stabil. Apalagi setelah parlemen menyetujui usulan Perdana Menteri Theresa May soal pemilu 8 Juni 2017.
Pada Rabu (19/4/2017) waktu setempat, parlemen mendukung usulan May perihal tanggal pelaksanaan pemilu. Dukungan bagi PM di parlemen mencapai 522 suara dari total 650 kursi di parlemen.
"Pound sudah sangat undervalued. Pergerakannya menggambarkan pasar yang sangat sensitif terhadap kabar baik, tetapi kurang sensitif terhadap berita buruk," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/4/2017).
Menurut Parker, setelah pemilu parlemen pada 8 Juni 2017, posisi May akan semakin kuat di dalam peta politik Inggris dan Eropa. Hal ini cukup meredakan risiko Brexit, sehingga tekanan terhadap GBP kian mengecil.
Dia tak menampik proses negosiasi Brexit masih cukup sulit dan berkepanjangan. Proses itu dimulai melalui referendum pada 24 Juli 2016 yang menghasilkan keputusan untuk keluar dari Uni Eropa.
Padahal, sebagian besar pihak percaya Inggris tidak akan meninggalkan Benua Biru. Britania Raya kemudian melakukan proses Brexit pada 31 Maret 2017, kendati peresmiannya baru akan dilaksanakan pada 31 Maret 2019.