Bisnis.com, JAKARTA-- PT Reliance Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (5/4/2017) bergerak mixed cenderung tertekan.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan kemarin IHSG menguat optimis secara teknikal setelah kembali berhasil break out all time high level. Formasi butterfly harmonic pattern terlihat dengan target wing awal telah tercapai di level 5.625 dengan Ratio Fibo 127,2% dan target selanjutnya jika IHSG kembali optimis di level 5790 dengan ratio 161,8%.
Menurutnya, level saat ini untuk IHSG cenderung rawan koreksi mengingat target wing butterfly harmonic pattern yang sudah cukup ideal. MA7 akan sebagai sebagi support yang cukup kuat sebagai konfirmasi awal terjadi koreksi di level 5.588.
“Sehingga diperkirakan IHSG akan cenderung bergerak mixed tertekan dengan range pergerakan 5.588-5.654,” katanya dalam riset.
Adapun, kemarin bursa Asia mixed dengan penguatan dipimpin oleh indeks saham di Hongkong dan Tiongkok sedangkan pelemahan dialami oleh indeks saham di Jepang. Asset haven seperti Emas dan Yen menguat menjadi faktor utama tekanan jual pada indeks saham Jepang. Data ekonomi AS yang menunjukan kekuatannya menghadapi kenaikan biaya pinjaman menjadi optimisme investor.
Meskipun harga minyak berbalik tergelincir 0,3% harga batubara masih melanjutkan trend positif setelah spekulasi peningkatan permintaan pasca badai di Australian yang menghambat suplay batubara dan penghapusan perjanjian pembatasan pemakaian dan produksi batu bara AS.
Sementara itu, IHSG pun melanjutkan penguatannya dengan ditutup naik 45,03 poin sebesar 0,80% di level 5.651,82 dengan volume yang cenderung moderate. Indeks sektor pertambangan menjadi idola dengan menguat 3.59% pada hari ini akibat spekulasi peningkatan permintaan dikarenakan terganggunya distribusi dan penambahan permintaan batau bara di AS.
Data Ekonomi Indonesia yang rilis diatas ekspektasi diawal bulan mampu memberikan hawa optimis pada investor di mana Indeks Manufaktur meningkat 50,5 dari 49,3, Tingkat inflasi tahunan terkendali 3,61% dari 3,83% serta perkiraan indeks kepercayaan konsumen Indonesia akan meningkat 117,7 dari 117,1.