Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan terhadap bisnis properti dan kawasan industri sepanjang tahun lalu turut berimbas pada realisasi penjualan dan pendapatan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. yang turun 6,6% dibandingkan 2015, atau dari Rp3,14 triliun menjadi Rp2,93 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Jumat (31/3/2017), perseroan masih mencatatkan peningkatan pendapatan dari penjualan tanah matang, tanah dan rumah, serta apartemen. Namun, pendapatan dari penjualan ruang perkantoran dan ruko turun cukup dalam.
Penurunan pendapatan juga terjadi pada lini bisnis pembangkit listrik dan penyewaan ruang perkantoran, pabrik dan ruko.
Setelah dikurangi dengan beban pokok penjualan dan pendapatan jasa, laba bruto emiten dengan kode saham KIJA ini menjadi Rp1,24 triliun, turun dari tahun lalu Rp1,38 triliun.
Meski begitu, beban keuangan perseroan tahun lalu relatif lebih ringan, turun hingga 53,2%, atau dari semula Rp712 miliar pada 2015, menjadi hanya Rp333 miliar tahun lalu. Penurunan signifikan terutama karena rugi selisih kurs yang jauh mengecil, dari Rp363 miliar pada 2015 menjadi hanya Rp2,4 miliar pada 2016.
Alhasil, laba usaha perseroan tercatat senilai Rp512,5 miliar, lebih tinggi 48% dibadingkan 2015 yang tercatat Rp345 miliar.
Dengan kinerja tersebut, perseroan masih dapat membukukan peningkatan laba bersih tahun lalu sebesar 28,9% dengan nilai Rp436,6 miliar. Pada 2015, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp338,6 miliar.