Bisnis.com, JAKARTA- Cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2017 mencapai US$ 119,86 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya US$ 116,89 miliar, serta menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 5 tahun terakhir.
Peningkatan tersebut antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri, seta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
Posisi cadangan devisa per Februari 2017 cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Peningkatan cadangan devisa Indonesia tersebut dapat membantu dalam menjaga volatilitas nilai tukar rupiah, ditengah potensi peningkatan Fed Fund Rate (FFR) yang akan diputuskan dalam FOMC meeting pekan depan (14-15 Maret),” tulis HP Fiancials dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (8/3.2017).
Secara ytd, rupiah mengalami apresiasi sebesar 123 poin atau 0,9% ke level Rp 13.350 per dolar AS.
“Rencana kenaikan suku bunga oleh Fed AS mestinya sudah ter-price in dalam pergerakan pasar.”