Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Jauhi Level Tertinggi, WTI & Brent Rebound

Harga minyak mentah dunia berhasil rebound pada perdagangan siang ini (Jumat, 3/3/2017), di saat dolar AS menjauhi level tertingginya.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia berhasil rebound pada perdagangan siang ini (Jumat, 3/3/2017), di saat dolar AS menjauhi level tertingginya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak April 2017 rebound 0,32% atau 0,17 poin ke US$52,78 per barel pada pukul 14.28 WIB, setelah dibuka turun tipis 0,06% atau 0,03 poin di posisi 52,58.

Adapun, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Mei 2017 menguat 0,33% atau 0,18 poin ke level US$55,26, setelah dibuka dengan rebound 0,18% atau 0,10 poin di posisi 55,18.

Baik minyak WTI maupun Brent kemarin ditutup turun tajam lebih dari 2% setelah persediaan minyak mentah rekor AS terlihat membahayakan upaya OPEC untuk mengurangi surplus global.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang utama siang ini terpantau melemah 0,20% atau 0,200 poin ke posisi 102,200 pada pukul 14.28 WIB setelah kemarin berakhir menguat 0,41% di level 102,200, level tertinggi dalam tujuh pekan.

Seperti dilansir Reuters, penguatan dolar kemarin merespon komentar bernada hawkish dari pejabat Federal Reserve yang mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.

“Minyak mentah turun ke level terendahnya dalam tiga pekan di saat penguatan dolar bersama dengan kekhawatiran tentang kenaikan jumlah stok minyak mentah AS mengurangi minat investor,” papar ANZ dalam risetnya.

Dolar melemah terhadap yen hari ini setelah sempat menyentuh posisi 114,59 pada sesi perdagangan sebelumnya, level terkuat sejak 15 Februari. Laju dolar telah naik hampir 2% sepanjang pekan ini.

“Kita tidak tahu bagaimana kebijakan AS akan berlanjut. Selain itu, ada juga risiko politik yang dapat mengubah tren kembali menjadi penguatan yen,” ujar Harumi Taguchi, principal economist IHS Markit di Tokyo.

Seperti diketahui, pelemahan dolar menyebabkan nilai impor bahan bakar menjadi lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya sekaligus berpotensi mendorong permintaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper