Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Rabu (1/3/2017).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- PPRO Targetkan Pertumbuhan Laba 20%
PT PP Properti Tbk (PPRO) tahun ini menargetkan pemasaran tumbuh 20% atau sekitar Rp2,99 triliun demikian juga dengan laba bersih yang ditargetkan tumbuh 20% atau sekitar Rp438 miliar. Target pertumbuhan ini lebih konservatif dari induknya PTPP yang tahun ini menargetkan pertumbuhan 40%. Untuk mencapai target kinerja tahun ini, PPRO akan mengandalkan produk-produk baru di berbagai lahannya yang sudah ada saat ini serta dari beberapa lahan barunya di Malang, Bandung, Cikarang dan Surabaya. Perseroan masih konsisten untuk menyasar pasar kelas menengah sebagaimana dua kawasan barunya yang diluncurkan tahun lalu yaitu Evencio Depok dan Alton Semarang.
- Biaya Produksi Feronikel ANTM Mengalami Penurunan 21%
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan capaian biaya tunai unaudited sebesar US$3,39 per pon di tahun 2016. Capaian ini berarti terjadi penurunan biaya tunai sebesar 21% jika dibandingkan biaya tunai feronikel tahun 2015 sebesar US$4,31 per pon. Seiring dengan tren peningkatan harga nikel dunia, yang turut didorong oleh ditutupnya beberapa tambang nikel di Filipina, maka ANTM optimis untuk dapat meningkatkan marjin keuntungan dari bisnis nikel di tahun 2017. Outlook positif bisnis nikel ANTAM di 2017 juga disebabkan adanya peningkatan target produksi sebesar 19% menjadi 24.100 ton nikel dalam feronikel (TNi) dari realisasi produksi 2016 sebesar 20.293 TNi.
- BUVA Restrukturisasi Utang Anak Usaha
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) melakukan restrukturisasi utang dengan menambah jumlah pinjaman dari Rp4,8 miliar menjadi Rp15 miliar. Perseroan melakukan restrukturisasi utang dengan skema menambah jumlah dana pinjaman yang sebelumnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp4,8 miliar menjadi sebanyak-banyaknya Rp15 miliar. Selain itu, juga memperpanjang jangka waktu pelunasan utang, dari 10 Desember 2016 menjadi Desember 2017. Bertindak sebagai debitur PT Dialog Mitra Sukses (DMS), di mana terdapat hubungan afiliasi antara perseroan dengan DMS. BUVA merupakan salah satu pemegang saham di DMS dengan kepemilikan saham yang mewakili 99% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor di dalam DMS.
- Stanchart Miliki Opsi Gabungkan Banknya Dengan BNLI
Standard Chartered Bank (Stanchart) mempunyai beberapa opsi untuk kepemilikan sahamnya di perbankan Indonesia. Salah satu opsi ini adalah menggabungkan Standard Chartered Indonesia dengan PT Bank Permata Tbk (BNLI). Langkah ini untuk memenuhi ketentuan aturan kepemilikan tunggal atau single presence policy (SPP). Saat ini kepemilikan Standard Chartered di industri perbankan Indonesia terbagi menjadi dua bank. Pertama adalah di BNLI sebesar 44,56%, kedua di bank asing Standard Chartered sebesar 100%.
- MAPI Bantah Akuisisi Zalora Indonesia
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membantah melakukan negosiasi dengan Zalora terkait rencana investasi maupun akuisisi. MAPI sudah tidak melakukan pembicaraan atau negosiasi dengan Zalora. Pada tahun lalu, perseroan telah menanamkan investasi untuk memperbaiki fondasi MAPI, termasuk dalam hal e-commerce (mapemall.com), yang bisnisnya tetap berjalan hingga kini. Pada 2017, MAPI berencana melakukan penambahan gerai MAP grup seluas 60.000 meter persegi yang terdiri dari departemen store, specialty store serta food and beverage (F&B). Hingga Januari 2017, total gerai MAPI mencapai 1.922 gerai ritel yang tersebar di 69 kota.
- SIMP Bukukan Kenaikan Laba Bersih 103%
PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 103% menjadi Rp538,33 miliar hingga periode 31 Desember 2016 dibandingkan laba bersih Rp264,49 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan naik 5,06% menjadi Rp14,53 triliun dibandingkan penjualan Rp13,83 triliun di periode sama tahun sebelumnya dan beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp11,08 triliun dari beban pokok Rp10,73 triliun