Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (23/2/2017).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
PPRO Akan Rights Issue 7,33 Miliar Saham
PT PP Properti Tbk (PPRO) akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 7.330.730.511 saham baru dengan nominal Rp25 per lembar atau sebesar 23,09% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah PMHMETD. Setiap pemegang 1 saham lama yang namanya tercantum hingga 4 April 2017 berhak atas 1 HMETD yang memberikan hak untuk membeli 1 saham baru dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Perseroan memperkirakan tanggal pernyataan efektif dari OJK pada 22 Maret 2017 dengan perkiraan periode perdagangan di pasar reguler dan negosiasi pada 6-12 April 2017. Rencana penggunaan dana sekitar 70% untuk investasi dalam bentuk pengembangan usaha, 20% untuk modal kerja perseroan dan 10% untuk pembayaran sebagian utang (refinancing).
SRTG Tambah Kepemilikan di MDKA
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menambah kepemilikan sahamnya di PT Merdeka Copper Tbk (MDKA) pada 14 Februari 2017. SRTG menambah sebanyak 1.000.000 lembar saham MDKA dengan harga pembelian Rp2.000 atau total transaksi mencapai Rp2.000.000.000. Tujuan dari transaksi tersebut adalah sebagai penyelesaian utang dari PT Prime Asia Capital kepada PT Saratoga Sentra Business anak perusahaan perseroan yang dilakukan melalui mekanisme crossing di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka kepemilikan saham PT Saratoga Investama Sedaya di Merdeka Copper menjadi 166.201.888 saham atau mewakili 4,66 persen dari total saham MDKA.
NRCA Jual PT Baskhara Utama Senilai Rp223 Miliar
PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) menjual kepemilikan sahamnya di PT Baskhara Utama Sedaya senilai Rp223 miliar kepada PT Astratel Nusantara (Astratel). Tujuan divestasi saham tersebut untuk memperoleh modal tambahan guna membuka peluang investasi baru. Penggunaan dana hasil transaksi tersebut masih belum ditentukan. Perseroan dan Astratel telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat pada 26 Januari 2017. Pelaksanaan rencana transaki itu masih akan bergantung pada kondisi perjanjian jual beli. Perseroan berharap dengan terlaksananya rencana transaksi dapat mendorong perseroan dalam mengembangkan bisnisnya karena akan memberi dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan.
SDRA Berencana Rights Issue 1,27 Miliar Saham
PT Bank Woori Bersaudara Tbk (SDRA) berencana melakukan rights issue-banyaknya 1,27 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Perseroan bermaksud untuk meminta persetujuan kepada para pemegang saham perseroan atas rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Maret 2017.
WIKA Bentuk Perusahaan Patungan Wika Serang Panimbang
Setelah berhasil memenangkan proyek jalan tol Serang—Panimbang di Provinsi Banten, kini konsorisum PT Wijaya Karya Persero Tbk (WIKA), PT PP Tbk. (PTPP) dan PT Jababeka Tbk. (KIJA) membentuk perusahaan patungan berbentuk Badan Usaha Jalan Tol dengan nama PT WIKA Serang Panimbang (WSP). WIKA berencana untuk menyetorkan modal pada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang direncanakan bernama PT WIKA Serang Panimbang senilai Rp1,128 triliun yang merupakan 80% modal disetor WSP yang disetor secara bertahap yang merupakan satu rangkaian transaksi.
HDVC Mundur, PTBA Tetap Laksanakan Proyek Sumsel 8
Pemerintah berencana untuk memundurkan proyek transmisi High Voltage Direct Current (HVDC) interkoneksi Sumatera-Jawa 500 KiloVolt (KV) hingga 2024. Padahal proyek HVDC ini harus bisa selesai selaras dengan selesainya tiga proyek PLTU di Sumatera yaitu PLTU Sumsel 8, Sumsel 9, dan Sumsel 10. Ketiga proyek PLTU tersebut ditargetkan selesai pada 2019. Proyek Sumsel 8 yang dikerjakan oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) pun diyakini tidak akan terganggu. PTBA akan tetap melaksanakan proyek Sumsel 8