Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPRO Kejar Cadangan Lahan 80 Hektar Tahun Ini

Emiten pengembang properti PT PP Properti Tbk. (PPRO) menargetkan peningkatan cadangan lahan tahun dapat mencapai 17,6% dari posisi saat ini sekitar 68 hektar menjadi 80 hektar di akhir tahun.
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pengembang properti PT PP Properti Tbk. (PPRO) menargetkan peningkatan cadangan lahan tahun dapat mencapai 17,6% dari posisi saat ini sekitar 68 hektar menjadi 80 hektar di akhir tahun.

Direktur Keuangan PPRO Indaryanto mengatakan, cadangan lahan yang dimiliki perseroan masih sangat terbatas. Hal ini menjadi titik lemah bagi daya saing perseroan dibandingkan perusahaan pengembang besar lainnya.

Menurutnya, selain mengencangkan strategi kerjasama operasi dengan mitra lokal yang mengusai lahan di titik-titik strategis, PPRO juga secara konsisten berupaya untuk terus mengembangkan cadangan lahan.

“Kami juga terus menjajaki lahan-lahan murah untuk kepentingan pengembangan tujuh tahun ke depan,” katanya melalui sambungan telepon, Senin (20/2/2017).

Untuk menopang kebutuhan pendanaan lahan, PPRO berupaya menambah modal melalui right issue dan penerbitan obligasi, sebab pinjaman bank tidak diperbolehkan untuk investasi lahan. PPRO kini tengah dalam persiapan melaksanakan kedua aksi korporasi tersebut.

Indaryanto mengatakan, PPRO berharap pernyataan efektif dari OJK dapat diberikan pada pertengahan Maret sehingga dana hasil right issue sudah masuk ke perseroan pada pertengahan April.

“Tujuan right issue kali ini yakni 70% untuk tambahan capex, 20% untuk modal kerja, dan 10% untuk refinancing utang bank selama ini,” katanya.

Sementara itu, pemecahan nominal nilai saham PPRO (stocksplit) dengan rasio 1:4 sudah efektif sejak 15 Februari 2017 yang lalu. Saham beredar PPRO kini mencapai 56,17 miliar dengan nominal Rp334 per lembar pada penutupan pasar Senin (20/2), melemah 8 poin atau 2,34%.

PPRO juga berencana menerbitkan obligasi atau MTN senilai Rp1,2 triliun antara kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun ini. Senilai Rp300 miliar di antaranya digunakan untuk melunasi MTN yang akan jatuh tempo, sedangkan sisanya untuk kepentingan ekspansi.

PPRO tahun ini menganggarkan belanja modal senilai Rp1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper