Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI SILO: Siloam Akuisisi Dua Rumah Sakit, Ini Komentar Analis

Akuisisi dua rumah sakit yang akan dilakukan oleh PT Siloam International Hospital Tbk. (SILO) diyakini akan memberikan efek positif terhadap kinerja perseroan di masa mendatang
Siloam Hospital./.
Siloam Hospital./.

Bisnis.com, JAKARTA—Akuisisi dua rumah sakit yang akan dilakukan oleh PT Siloam International Hospital Tbk. (SILO) diyakini akan memberikan efek positif terhadap kinerja perseroan di masa mendatang.

Analis BNI Securities Ankga Adiwirasta memandang positif langkah ekspansi yang dilakukan perusahaan sebab akan meningkatkan kinerja keuangan perseroan di masa mendatang. Secara fundamental, akusisi tersebut lebih banyak menguntungkan dibandingkan resikonya terhadap perseroan.

SILO telah mengumumkan akuisisi Rumah Sakit Umum Sentosa (RSU Sentosa) di Bekasi dan Rumah sakit Grha Ultima Medika (GUM) di Mataram senilai Rp 181,5 miliar, bergantung pada hasil uji kelayakan. Perseroan bakal mengakuisisi 100% kepemilikan atas Sentosa sebesar Rp 26,5 miliar dan mengakuisisi 100% kepemilikan atas GUM sebesar Rp155 miliar.

Sentosa adalah rumah sakit dengan 50 kapasitas tempat tidur di Bekasi, Jawa Barat, berlokasi di koridor timur Jakarta. Sentosa beroperasi di bangunan seluas 2.911 m2 dan tanah seluas 1.879 m2, keduanya dimiliki oleh Sentosa.

Sementara GUM merupakan rumah sakit dengan 70 kapasitas tempat tidur berlokasi di kota Mataram. Mataram berlokasi dengan pusat turis di pantai Senggigi, kurang lebih 18 km di utara Mataram. GUM beroperasi di bangunan seluas 7.725 m2 dan tanah seluas 11.596m2, keduanya dimiliki oleh GUM.

Manajemen menjelaskan investasi di Bekasi dan Mataram akan memberikan kontribusi langsung pada pendapatan operasional kotor perusahaan mulai tahun ini.

Ankga mengatakan, langkah ini positif sebab perseroan selama ini secara cukup konsisten membukukan laba yang baik. SILO membukukan laba bersih pada kuartal III 2016 sebesar Rp85,4 miliar. Laba bersih ini menunjukkan kinerja perusahaan pada kuartal III/2016 naik 21,30% bila dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal III/2015 yaitu Rp70,4 miliar.

“Naiknya kinerja SILO pada kuartal III/2016 ini sesuai ekspektasi kami terhadap sektor healthcare yang diharapkan akan terus meningkat. Kami memandang penguatan yang terjadi pada bisnis SILO masih akan terjadi ke depannya, walaupun masih akan dibayangi oleh ekonomi yang sedikit melambat,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2/2017).

Ankga meyakini seiring dengan penguatan yang akan terjadi pada ekonomi Indonesia di tahun ini, SILO akan mampu berkembang ke depannya. Saat ini SILO diperdagangkan pada pada PE senilai 181,48x dan PBV 8,47x.

Nilai ini relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri healthcare domestik. MEski begitu, SILO memilki ratio EV/EBITDA yang lebih rendah dibandingkan dengan peers yaitu di level 26,01x yang menjadi katalis positif dari saham ini.

“Kami merekomendasikan hold dengan TP Rp13.500 per lembar saham,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper