LOGAM MULIA: Dolar Menguat, Emas Masih Bertahan di Level 1.230

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga emas sedikit terkikis pada perdagangan siang ini, Selasa (7/2/2017), seiring menguatnya laju dolar AS.

Harga emas Comex kontrak April 2017 naik 0,26% atau 3,20 poin ke US$1.235,30 per ounce pada pukul 14.11 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,39% atau 4,80 poin di  US$1.236,90 per ounce.

Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama siang ini menguat 0,34% atau 0,343 poin ke level 100,250 setelah dibuka dengan kenaikan 0,10% atau 0,103 poin di posisi 100,010.

“Emas diperdagangkan sedikit lebih sepi pada perdagangan di Asia hari ini. Meski turun lebih rendah akibat aksi ambil untung yang tipis, namun emas mampu berkonsolidasi di atas US$1.230 dan bertahan atas pulihnya laju dolar,” papar pedagang MKS PAMP Group, Sam Laughlin, dalam risetnya.

Seperti dilansir Reuters, ketua bank sentral AS Federal Reserve wilayah Philadelphia Patrick Harker pada Senin menyatakan terbukanya potensi kenaikan suku bunga lanjutan pada pertemuan kebijakan The Fed Maret nanti, apabila pertumbuhan pekerjaan dan upah berlanjut.

Mayoritas para pembuat kebijakan The Fed setuju dengan Harker akan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut sebanyak tiga kali tahun ini.

“Prospek kenaikan suku bunga di AS cenderung lebih dari yang banyak orang perkirakan, kemungkinan akan ada satu kenaikan pada Maret,” ujar Mark To, kepala riset Wing Fung Financial Group di Hong Kong.

Seperti diketahui, pergerakan logam mulia sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan opportunity cost kepemilikan aset tidak berimbal hasil serta mendorong pergerakan dolar naik.   

Sejalan dengan emas, harga perak kontrak Maret 2017 siang ini naik tipis 0,01% atau 0,002 poin ke US$17,695 per ounce, setelah dibuka dengan penguatan 0,27% atau 0,047 poin di posisi 17,740.

Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel