Bisnis.com, JAKARTA--Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan ekspor minyak inti sawit (palm kernel oil) Indonesia merosot 4,99% menjadi 25,09 juta ton pada 2016 dari tahun sebelumnya sebesar 26,41 juta ton.
Ekspor pada November 2016 naik 17,8% menjadi 2,84 juta ton, atau level tertinggi pada 2016. Adapun pada Desember, pengiriman terkoreksi 5,6% menuju 2,68 juta ton, menurut GAPKI, Selasa (31/1/2017).
Terkait berkurangnya produksi CPO, Ling Ah Hong, Direktur Ganling Sdn Bhd., mengatakan efek el nino yang berlangsung sejak tahun lalu masih akan terasa di Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen CPO terbesar di dunia, sampai paruh pertama 2017. Keduanya menyumbang 85,4% produksi global pada 2015.
Menurut Ling, tingkat produksi CPO akan menurun tajam pada kuartal pertama di Malaysia, serta antara kuartal kedua dan ketiga di Indonesia.
"Mengetatnya pasokan dan terbatasnya persediaan menopang penguatan harga setidaknya pada kuartal pertama," ujanya.
Dia memperkirakan harga CPO bisa mencapai puncaknya senilai 3.400 ringgit per ton pada Februari, dan rerata harga di kuartal I/2017 senilai 3.200 ringgit per ton. Selain permasalahan pasokan, penguatan harga pada triwulan pertama juga didukung kenaikan permintaan ekspor.