Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang pound sterling melemah setelah surat kabar Sunday Times melaporkan bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa Mei mensinyalkan dimulainya rencana untuk keluar dari pasar tunggal Uni Eropa dan mendapatkan kembali kontrol perbatasan dan hukum Inggris.
Pounsterling terpantau melemah 1,19% atau 0,0145 poin ke 1,2037 dolar AS pada pukul 6.42 hari ini, Senin (16/1/2017)
Pound sebelumnya melemah 1,6% terhadap dolar AS setelah The Sunday Times mengatakan bahwa PM May akan mempersiapkan diri untuk menarik diri dari perdagangan bebas zona euro guna mendapat kemampuan untuk mengekang imigrasi dan melakukan penawaran komersial dengan negara-negara lain.
Mata uang Inggris telah jatuh 19% terhadap dolar AS sejak referendum Brexit bulan Juni tahun lalu, dengan penurunan sejak setelah referendum terutama dipicu oleh kekhawatiran bahwa PM May terus memacu keluarnya Inggris dari Eropa dengan cara ‘Hard Brexit’.
Seperti diketahui, ‘Hard Brexit’ akan membuat Inggris melepas sepenuhnya keanggotaan dalam pasar tunggal Eropa dan membuat Inggris mendapatkan hak untuk mengendalikan anggaran negara dan undang-undangnya sendiri, terutama untang-undang imigrasi.
"Pasar saat ini memposisikan untuk beberapa retorika yang cukup agresif dari Theresa May dan Hard Brexit dan sepertinya Inggris akan benar-benar keluar dari pasar tunggal," kata Chris Weston, kepala strategi pasar di IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
"Prospek volatilitas di sini saat ini sangat tinggi," lanjutnya.