Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk. menargetkan pertumbuhan tidak ambisius yakni hanya di atas 5% untuk pendapatan dan minimal 10% bagi laba bersih pada 2017.
Hamdhani Dzulkarnaen, Presiden Direktur Astra Otparts, mengatakan kepada Bisnis bahwa pihaknya harus hati-hati mematok target pertumbuhan pada 2017. Sebabnya, penjualan kendaraan bermotor baru dinilai pihaknya tidak akan terlalu agresif tahun ini.
Dia menyebut, pada 2016 penjualan mobil domestik hanya sekitar 1,08 juta unit sedangkan untuk kendaraan roda dua mengalami penurunan. Tahun ini penjualan mobil diperkirakan tumbuh tipis menjadi 1,1 juta unit pun demikian dengan sepeda motor diproyeksikan tumbuh tidak terlalu tinggi, namun dia tidak menyebut angka untuk penjualan kendaraan roda dua.
Sehingga, prospek pertumbuhan penjualan suku cadang yang diserap pabrikan otomotif alias original equipment manufacturer (OEM) tidak terlalu besar. Sebelumnya, dia menyebut kontribusi penjualan OEM dan suku cadang pengganti terhadap kinerja keuangan konsolidasian perseroan akan sama yaitu masing-masing sekitar 50% tahun ini.
“Jadi prospek OEM relatif naik sedikit. Top line kami gak berani tumbuh besar paling tidak bisa di atas lima% kalau bottom line tumbuh minimal 10%,” katanya pekan lalu.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan kinerja sektor komponen otomotif tahun ini. Pertama, nilai tukar rupiah diprediksi lebih stabil. Kedua secara fundamental pasar memiliki potensi bertumbuh meskipun kecil.
Selain itu, lanjut Hamdhani, tahun ini tuntutan kenaikan upah minimum regional tidak terlalu drastis. Ditanyai terkait kinerja sepanjang tahun lalu, dia mengklaim pertumbuhan kinerja emiten bersandi AUTO tersebut melampaui estimasi. Kendati demikian Hamdhani tidak menyebut angkanya secara pasti.
Sebagai gambaran, pada awal 2016 manajemen perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja keuangan di kisaran 7%-8%. Hingga kuartal III/2016 pendapatan perseroan naik sekitar 10,3% menjadi Rp9,5 triliun dari Rp8,67 triliun. Sedangkan laba bersih naik sekitar 25,8% menjadi Rp214,3 miliar dari Rp170,3 miliar.
Sebelumnya, perseroan menganggarkan belanja modal Rp700 miliar tahun ini untuk keperluan otomatisasi mesin produksi, penambahan kapasitas produksi dan memperluas jaringan ritel. Produsen komponen otomotif tersebut perlu melakukan otomatisasi alat produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Sementara itu, penambahan kapasitas produksi dilakukan untuk menopang kebutuhan suku cadang kendaraan baru bagi merek mobil yang bernaung di bawah PT Astra International Tbk., khususnya dua brand anyar yang diluncurkan tahun lalu yaitu Daihatsu Sigra dan Toyota Calya.
Adapun untuk penambahan jaringan, perseroan akan menambah 5 hingga 10 outlet tahun depan. Menurutnya, saat ini jaringan penjualan yang dimiliki perseroan sekitar 360 outlet.