Bisnis.com, JAKARTA— Mandiri Sekuritas memprediksi tidak banyak perusahaan properti yang bisa mencapai target marketing salesnya pada 2016. Adapun, pada 2017 sejumlah emiten properti tersebut memasang target konservatif.
Berdasarkan riset yang dipublikasikan Mandiri Sekuritas, analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang dan Ferdy Wan memperkirakan tidak banyak perusahaan properti yang mampu mencapai target marketing sales pada 2016. Meskipun program amnesti pajak sukses, sebagian besar perusahaan properti menetapkan target marketing sales 2017yang konservatif.
Liliana S. Bambang dan Ferdy Wan menilai bahwa perusahaan yang gagal capai target pada 2016 juga menunda peluncuran proyek mereka karena menunggu selesainya program amnesti pajak sebelum meluncurkan proyek barunya.
Meskipun demikian, kinerja kuartal IV/2016 emiten properti diprediksi akan menunjukkan perbaikan. “Kami menilai PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dapat mencapai target 2016 mereka senilai Rp6,9 triliun karena transaksi dengan Mitsubishi senilai Rp1,4 triliun sebagai bagian dari program amnesti pajak pada kuartal IV/2016,” paparnya dalam riset.
Di antara perusahaan yang masuk coverage fundamental Mansek, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menurunkan target marketing sales tahun ini.
“Kami juga khawatir beberapa perusahaan properti menunda peluncuran proyek utama mereka hingga pilkada Jakarta berakhir (paling cepat pada pertengahan Februari). Perusahaan properti juga menetapkan prospek usaha yang melambat karena kondisi prospek ekonomi.
Adapun, BSDE, CTRA, JRPTdan PWON membidik target pertumbuhan yang rendah. BSDE mempertimbangkan target marketing sales yang flat secara YoY, meskipun demikian target FY17F belum mereka finalkan.
Kemudian, CTRA mempertimbangkan pertumbuhan kinerja hanya 10% dari pencapaian tahun lalu Rp7 triliun (di bawah target Rp9,3 triliun). PWON membidik Rp2,6 triliun, naik 13% dibanding marketing sales 2016 senilai Rp2,3 triliun. Lalu, JRPT mengakhiri FY16 target marketing sales Rp2,3 triliun, masih tumbuh 2% YoY.
Sementara itu, SMRA dan ASRI menetapkan tergat yang lebih agresif. Tahun lalu, SMRA mencapai marketing sales Rp3 triliun, dan target Rp4,5 triliun tahun ini mencerminkan kenaikan 50% YoY.
Untuk ASRI, target mereka tahun ini senilai Rp5 triliun mencerminkan kenaikan 47% YoY target marketing sales.