Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan menambah frekuensi dan nilai emisi surat perbendaharaan negara 3 bulan pada tahun ini. Selain sebagai bagian dari upaya pendalaman pasar keuangan, langkah ini diharapkan mampu memberikan acuan penentuan bunga obligasi variable rate.
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Loto S. Ginting mengatakan lelang surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan akan dilakukan dua kali dalam sebulan. Sebelumnya, lelang hanya dilakukan sekali dalam sebulan.
“Size indikatifnya kita naikkan juga dari Rp2 triliun menjadi Rp5 triliun tiap kali penerbitan. Bisa di-upsize hingga Rp7,5 triliun. Total gross penerbitan SBN menjadi sekitar Rp684 triliun [dari rencana sebelumnya Rp597 triliun],” ujarnya, Sabtu (31/12/2016).
Menurutnya, penambahan size tersebut diharapkan mampu mengembangkan instrumen hedging. Pasalnya, instrument hedging bisa berkembang jika ada instrumen 3 bulan yang lebih bisa menjadi acuan pasar dalam obligasi variable rate.
Saat ini, perdagangan dari obligasi variable rate sangat lemah karena SPN tiga bulan kurang diminati sebagai acuan. Pasar, lanjutnya, cenderung menggunakan acuan lain. Dengan penambahan lelang dan size tersebut, diharapkan akan meningkatkan perdagangan obligasi variable rate.
“Itu sebagai dasar pembentukan instrumen interest rate swap. Jika ada pembalikan tingkat bunga, pelaku bisa membeli instrumen variable rate atau instrumen swap,” imbuhnya.
Hari ini, Selasa (3/1/2017), pemerintah mulai melakukan lelang surat utang negara untuk pemenuhan pembiayaan APBN 2017. Dengan total target indikatif Rp15 triliun hingga Rp22,5 triliun, pemerintah juga berencana mengemisi SPN 3 bulan yang jatuh tempo pada 4 April 2017.