Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah masih berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (8/12/2016) sejalan dengan ruang penguatan surat utang negara yang masih ada.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS kembali terkoreksi hingga dini hari tadi bersamaan dengan turunnya imbal hasil US Treasury serta penguatan tajam S&P 500.
Optimisme terhadap kebijakan ekonomi Trump sepertinya masih terjaga solid sementara kekhawatiran dampak kenaikan Fed rate sudah semakin diantisipasi.
Adapun, fokus saat ini tertuju pada pertemuan ECB yang akan disimpulkan malam nanti. Imbal hasil Bund Jerman yang mulai turun bisa jadi menandakan adanya harapan penambahan atau perpanjangan program pembelian aset oleh ECB yang saat ini dijadwalkan hingga kuartal I/2017.
Sementara itu, rupiah terus menguat hingga Rabu sore bersamaan dengan penguatan tajam SUN yang juga dibarengi oleh penguatan kurs di Asia. Berita buruk dari cadangan devisa yang turun akibat kebijakan stabilisasi rupiah oleh BI sepanjang November 2016, tidak terlalu direspon pasar. Ada kemungkinan hal ini dianggap wajar atau bahkan perlu dilakukan di saat turbulensi di pasar keuangan global meningkat tajam.
“Fokus saat ini masih ke pertemuan ECB yang mana diperkirakan memberikan dampak positif ke rupiah juga stimulus ditambah atau diperpanjang. Ruang penguatan rupiah tersedia sejalan dengan ruang penguatan SUN yang masih ada,” katanya dalam riset.