Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan Selasa (6/12/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memaparkan efek tularan dari hasil referendum Italia, yang diikuti pengunduran diri PM, terbukti terbatas. Walaupun sempat menekan mayoritas pasar Asia kemarin pagi, imbal hasil obligasi Italia 10 tahun justru mampu bertahan di bawah 2% dan mayoritas indeks saham Eropa menguat.
Sementara, indeks dolar AS juga melanjutkan pelemahannya hingga dini hari tadi bersamaan dengan penguatan harga minyak mentah yang berlanjut. Adapun, fokus minggu ini tertuju pada hasil pertemuan ECB Kamis malam yang jika stimulusnya ditambah atau diperpanjang, akan menjaga optimisme global.
Adapun, rupiah yang sempat melemah di pembukaan Senin mengikuti pelemahan kurs di Asia, berhasil menguat tajam menjelang penutupan akibat aliran dana masuk asing yang besar. Sehari sebelumnya BI kembali menyatakan akan adanya dana repatriasi tax amnesty yang mencapai Rp100 triliun pada Desember 2016.
Secara umum penguatan harga minyak serta pelemahan dolar akan membuka ruang apresiasi rupiah. Risiko global diperkirakan mereda pasca referendum Italia dan dengan kenaikan FFR target tengah Desember 2016 mendatang yang sudah hampir sempurna difaktorkan oleh pasar global.
“Dari domestik unjuk rasa yang berlangsung damai yang dibarengi penangkapan pelaku terduga makar menandai upaya pamungkas pemerintahan Jokowi mengatasi gejolak politik dalam negeri. Rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya pada hari ini,” katanya dalam riset.