Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dolar Menguat, Perusahaan Konsumer Tertekan

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran pada perusahaan konsumen di Indonesia.nn
Novita Sari Simamora
Novita Sari Simamora - Bisnis.com 26 November 2016  |  23:00 WIB
Dolar Menguat, Perusahaan Konsumer Tertekan
Matahari Department Store

Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran pada perusahaan konsumen di Indonesia.

Penguatan dolar terhadap mata uang di Asia, termasuk rupiah berpotensi membuat tekanan terhadap kinerja perusahaan barang-barang konsumsi. Kekhawatiran dan kerentanan akan kondisi ini dominan dimiliki oleh perusahaan berbahan baku 60%-70% dalam komponen dolar.

Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa PT Mitra Adiperkasa Tbk. memiliki sentivitas yang tinggi hingga 60% dari harga pokok penjualan (HPP) dalam dolar. Sementara itu, PT Matahari Department Store Tbk. dinilai memiliki tingkat sensitivitas paling rendah, sekitar 10%, dari barang dagangan yang berhubungan dengan dolar.

Equity Analyst Morgan Stanley Divya Gangahar Kothiyal mengungkapkan penting untuk menilai kemampuan dan kekuatan harga perusahaan dari biaya atas pergerakan valuta asing. Terkait penguatan dolar terhadap rupiah, katanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) memiliki posisi yang baik dalam melewati kondisi di pasar.

"ICBP memiliki posisi yang baik dalam melewati tekanan di kondisi pasar," tulisnya dalam riset, seperti yang dikutip Bisnis pada Jumat (25/11/2016).

Untuk emiten sektor farmasi, sambungnya, bahwa PT Kalbe Farma Tbk. merupakan pemimpin pasar yang mampu bersaing di pasar yang lebih tersegmentasi, terutama untuk produk Nutritionals.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

dolar konsumer consumer goods
Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top