Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (24/11/2016) berpotensi mengalami tekanan di tengah minimnya katalis penggerak dan tekanan pada rupiah.
Tim Riset Samuel Sekuritas memaparkan indeks AS semalam ditutup mixed di tengah laporan ragam indikator makro yang diterbitkan dan penantian keputusan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Adapun, data Jobless dan continuing cclims semalam dilaporkan naik sedangkan new home sales tercatat turun dan PMI manufacturing masih menunjukan pertumbuhan meskipun tipis.
Sementara itu, indeks kekhawatiran, VIX, semalam ditutup stagnan menjadi 12,43 dari 12,41. Dari pasar Eropa juga bergerak mixed, selain didorong oleh sentimen yang sama (rilisnya indikator makro AS), pasar juga tengah menanti keputusan pengumuman anggaran UK oleh pemerintah setempat.
Kemudian, dari pasar komoditas harga minyak dunia tercatat naik dan emas ditransaksikan turun. Harga komoditas batubara masih bertahan di level US92an/MT ton, dan rally CPO berlanjut hingga RM2.959/MT ton.
Adapun, dari pasar Asia Pasifik pagi ini, indeks acuan bergerak mixed. “Kami memperkirakan indeks masih berpotensi mengalami tekanan ditengah minimnya katalis penggerak dan tekanan pada rupiah,” papar riset tersebut.
Saat ini, fokus masih tertuju pada keputusan kenaikan suku bunga The Fed, sambil menanti rilisnya beberapa report sebagai guidance untuk outlook pergerakan pasar saham tahun depan.
Highlights
- TPIA: Akan membangun pabrik polietilena senilai 350 juta dolar AS
- PPRO: Kejar lima proyek
- WIKA: Ekspektasi target akan terlampaui
- BUMI: CIC akan memiliki 22,6% saham pasca restrukturisasi
- Telekomunikasi: Menteri BUMN berharap revisi PP adil
- Perkebunan: Harga CPO menuju RM3.000 per ton
- Perbankan: BI terapkan perhitungan GWM baru mulai Semester II-2017
- Sektor konsumsi: Industri pengolahan malas serap susu segar lokal
- Harga gas: Kementrian ESDM menginstruksikan penyesuaian harga di hulu