Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Senin (24/10/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- KIJA tambah penerbitan obligasi sebesar US$3,15 juta
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) memutuskan untuk menambah penerbitan obligasi global menyusul permintaaninvestor. Anak usaha KIJA, Jababeka International B.V menerbitkan tambahan obligasi tambahan sebanyak US$3,15 juta. Obligasi tambahan itu akan digunakan untuk menukar obligasi lama yang jatuh tempo pada 2019. Karena tambahan obligasi itu, obligasi baru yang diterbitkan mencapai US$189,15 juta atau Rp2,49 triliun. Jumlah tersebut setara 45,63% dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2016. Jangka waktu obligasi mencapai tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada 2023 dengan tingkat bunga 6,5% per tahun
- BUKK dirikan perusahaan patungan
PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) pada 20 Oktober 2016 lalu bersama dengan MINYU Machinery Corp. Taiwan telah menandatangani Perjanjian Usaha Patungan dengan mendirikan perusahaan di Indonesia. Perusahaan patungan itu bernama PT Bukaka Minyu Industry. BUKK menempatkan modal sebesar 51% atau 6.375 saham senilai Rp8.287.500.000 dan Minyu Machinery sebanyak 49% atau 6.125 saham senilai Rp7.962.500.000. Pertimbangan dilakukan pembentukan perusahaan ini karena melihat pasar yang potensial di bidang perdagangan dan industri mesin penunjang infrastruktur dalam rangka pengembangan bisnis perseroan
- Rugi SQMI berkurang
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) mengalami penurunan rugi periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$123,66 ribu hingga periode September 2016 dibandingkan rugi US$1,36 juta periode sama tahun sebelumnya. Penjualan turun tajam menjadi US$1,74 juta dari US$4,09 juta namun beban pokok tercatat hanya US$1,52 juta dibandingkan beban pokok tahun sebelumnya yang sebesar US$4,54 juta. Laba kotor berhasil diraih US$216,43 ribu dari rugi kotor US$449,96 ribu tahun sebelumnya.
- TMAS berencana ikuti tender tol laut
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) berencana untuk mengikuti tender tol laut yang akan dibuka pemerintah. Rute tol laut akan melengkapi rute pendulum service yang dimiliki perseroan. Saat ini, rute pendulum service yang ditempuh TMAS terbentang dari Sabang hingga Merauke dengan beberapa pelabuhan besar sebagai hub. Pemerintah menyiapkan subsidi sebesar Rp200 miliar mulai tahun depan untuk operator Tol Laut swasta. Kementerian Perhubungan akan membuka tender untuk tiga rute Tol Laut akhir tahun ini. Rute yang akan dibuka akan menyisir wilayah Barat Sumatera, Timur Kalimantan, dan Maluku.
- INDF mendapat persetujuan untuk divestasi China Minzhong
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memperoleh persetujuan dari pemegang saham independen terkait rencana divestasi saham perseroan di China Minzhong Food Corporation Limited. Dengan diperolehnya persetujuan ini dan persetujuan pemegang saham independen First Pacific Company Limited, maka seluruh prasyarat transaksi telah terpenuhi. Pra-syarat transaksi itu adalah perseroan telah menerima persetujuan dari pemegang saham independen dalam RUPSLB untuk melakukan rencana transaksi. Selanjutnya, First Pacific Company Limited, selaku pemegang saham induk perseroan pada 19 Oktober 2016, juga telah menerima persetujuan pemegang saham independen FPC dalam RUPSLB FPC.
- Per September, GDST membukukan laba Rp29,98 miliar
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) meraih laba periode berjalan Rp29,98 miliar hingga September 2016 setelah menderita rugi Rp69,09 miliar periode sama tahun sebelumnya. Penjualan bersih turun menjadi Rp529,93 miliar dari penjualan bersih Rp657,22 miliar namun beban pokok turun tajam menjadi Rp447,19 miliar dari Rp672,12 miliar. Laba kotor sebesar Rp82,74 miliar setelah menderita rugi kotor Rp13,89 miliar periode September tahun lalu. Laba sebelum pajak diraih Rp42,55 miliar usai menderita rugi sebelum pajak Rp94,78 miliar