Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak kelapa sawit atau CPO diperkirakan bakal meningkat pada Desember 2016 -- Januari 2017 seiring dengan naiknya permintaan China menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Pada penutupan perdagangan Bursa Malaysia Rabu (12/10) harga CPO kontrak Desember 2016 meningkat 42 poin atau 1,61% ke level 2.653 ringgit (US$622,74) per ton.
Yudha Gautama dan Liliana S. Bambang, analis Mandiri Sekuritas dalam publikasi risetnya Selasa (11/10), memaparkan rebound produksi pada kuartal keempat membuat harga terkoreksi menuju kisaran 2.500--2.600 ringgit per ton.
Namun, naiknya permintaan menjelang Tahun Baru China dan musim penanaman yang rendah membuat harga meningkat ke posisi 2.800--2.900 ringgit per ton pada Desember 2016 atau Januari 2017.
Data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menunjukkan tingkat persediaan pada September naik 5,7% menjadi 1,55 juta ton. Adapun produksi naik 0,8% menjadi 1,72 juta ton, sedangkan ekspor jatuh 20,4% menuju ke 1,45 juta ton.
Penurunan ekspor dipimpin oleh China yang terkoreksi 33,9% secara bulanan (mom), Eropa turun 27,1%, dan India merosot 40,3%. Menurut Yudha dan Liliana, melambatnya ekspor pada September merupakan ekses kegiatan penimbunan besar-besaran yang dilakukan pada Agustus.
Pasca musim perayaan di China dan India, volume ekspor tetap terkendali sampai akhir 2016 meskipun permintaan berkurang.
Impor CPO Negeri Panda sebelumnya digenjot untuk menyambut Mid-Autumn Festival atau Festival Kue Bulan yang jatuh pada tanggal 15 September 2016. Sementara penyerapan dari India meningkat menjelang Festival Diwali pada 30 Oktober 2016.
"Antisipasti perayaan Tahun Baru China menaikkan potensi ekspor, sehingga mendukung pertumbuhan harga CPO," papar riset yang dikutip Bisnis.com, Rabu (12/10/2016).
Adapun Tahun Baru China atau Imlek jatuh pada tanggal 28 Januari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
