Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. menarik kembali 196.926 unit ban yang dijual di Amerika Serikat.
Pada 22 September lalu perseroan bersandi GJTL tersebut melaporkan kepada pihak berwenang di negeri Paman Sam yaitu National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) atas penarikan kembali (recall) itu.
Jumlah ban yang ditarik kembali tersebut setara 1,2% dari total volume penjualan perseroan ke Amerika Serikat pada periode April 2014 hingga September 2016.
“Jenis dan ukuran ban tersebut khusus untuk pasar Amerika Serikat dan Kanada,” papar Catharina Widjaja, Direktur GJTL dalam keterbukaan informasinya, Senin (26/9).
Catharina mengklaim penarikan kembali tersebut tidak mempunyai dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan. Namun perseroan tidak menjelaskan masalah yang menyebabkan penarikan kembali tersebut.
Sebelumnya, saat ini perseroan ‘melempar’ produknya ke-80 negara di seluruh dunia. Pada semester I/2016, pasar Amerika Serikat menjadi penopang ekpor perseroan dengan kontribusi mencapai 72%.
Dia menyebut hingga paruh pertama tahun ini kontribusi ekspor sudah mencapai 42% dari total penjualan bersih. Pihaknya memperkirakan kontribusinya hingga tutup tahun ini bisa mencapai 44% hingga 45%.
Sebagai gambaran, pada semester I/2016 perseroan membukukan pendapatan bersih mencapai Rp6,9 triliun meningkat sekitar 12,2% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,1 triliun. Pada paruh pertama tahun ini pun perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp534 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu menderita rugi bersih Rp351 miliar.
Menurut Chatarina, kinerja yang positif itu tak terlepas dari kontribusi penjualan di pasar ekspor yang sedang moncer. Perseroan optimistis pertumbuhan kinerja keuangan di paruh kedua 2016 akan terjaga dengan berharap pada momentum pertumbuhan ekspor tersebut.
Chatarina pun meyakini persentase ekspor dari negeri Paman Sam akan kembali terkatrol hingga akhir tahun karena memang perseroan memfokuskan ekspor ke sana. Sebabnya, negara Adi Kuasa tersebut tengah memberlakukan proteksi terhadap produk ban asal China dengan menggenjot impor dari luar negeri Tirai Bambu.
“Saat ini pemesanan banyaknya dari Amerika Serikat karena dampak dari kebijakan tersebut. Per semester pertama saja sudah 72%, akhir tahun bisa 75%,” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Pada paruh pertama tahun lalu pasar Amerika Serikat hanya berkontribusi 58% terhadap total ekspor perseroan. Pasar ekspor kedua terbesar bagi GJTL pada semester I/2016 datang dari benua Asia yang berkontribusi 11%. Jumlah itu menurun dari paruh pertama tahun lalu yang mencapai 13%.
Adapun untuk kawasan Eropa, pada enam bulan pertama tahun ini berkontribusi 6% menurun dari periode yang sama 2015 yang mencapai 15%. Adapun pasar ekspor di kawasan Timur Tengah kontribusinya menurun menjadi 6% pada semester pertama tahun ini dari 8% pada tahun lalu.
Sedangkan pasar di negara-negara lainnya sepanjang enam bulan pertama tahun ini hanya berkontribusi 5%, turun tipis dari sumbangsih pada semester I/2015 yang mencapai 6%.