Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak cukup tertekan di kisaran 5.314-5.445 pada perdagangan pekan depan.
Analis Teknikal PT Reliance Securities Lanja Nafi mengatakan pergerakan IHSG terlihat pulled back pada resistance harga tertinggi sebelumnya di kisaran level 5.470-an. Ini merupakan sinyal negatif jika terus melemah hingga menkonfirmasi pola double top.
“Indikator stochastic bergerak positif namun tidak dibarengi momentum RSI yang tertekan terus pada area overbought,” ujarnya, Sabtu (20/8/2016).
Pada akhir pekan IHSG terkoreksi dengan melemah -45.41 poin sebesar -0.83% di level 5.416,03 dengan volume perdagangan yang relatif moderat. Seluruh sektor mengalami pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri.
Padahal sebelumnya, sektor ini bergerak cukup optimistis menyambut pertumbuhan penjualan mobil nasional yang secara tidak langsung berdampak pada kinerja penjualan PT Astra Internasional Tbk. (ASII).
Pada akhir pekan ini terlihat investor cenderung profit taking. Investor asing pun pertama kalinya terlihat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp533,02 miliar. Catatan net sell tersebut merupakan net sell pertama pada bulan ini sehingga total capital inflow yang masuk pada minggu ini sebesar Rp1,82 triliun lebih rendah dari minggu sebelumnya.
Sementara itu, bursa Asia ditutup mixed pada akhir pekan ini. Pergerakan membaik terjadi pada bursa saham di Jepang. Harga minyak naik dengan kenaikan terbesar mingguan sejak Maret di tengah spekulasi produsen utama akan membekukan output. Adapun emas dan safe haven lain melemah termasuk yen.