Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Jepang menguat setelah data tenaga kerja AS mengalahkan estimasi ekonom, mendorong minat terhadap aset berisiko dan melemahkan nilai tukar yen.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup menguat 2% atau 25,63 poin ke level 1.305,53 setelah bergerak pada rentang 1.294,23-1.305,53.
Dari 1.954 saham yang diperdagangkan sebanyak 1.388 saham menguat, 499 saham melemah, dan 76 saham stagnan.
Adapun Nikkei 225 Stock Average ditutup naik 2,44% atau 396,12 ke 16.650,57 setelah bergerak pada rentang 16.455,57-16.652,01.
Dari 225 saham yang diperdagangkan sebanyak 192 saham menguat, 31 saham melemah, dan 2 saham stagnan.
Sementara itu nilai tukar yen terus tertekan 0,27% ke 102,1 pada pukul 13.36 WIB.
"Kemungkinan penurunan pada gambaran tenaga kerja AS sebelumnya telah membawa kehati-hatian, dan data terkininya telah memadamkan kekhawatiran tersebut," ujar Hitoshi Asaoka, Senior strategist with Mizuho Trust & Banking Co, seperti dilansir Bloomberg hari ini.
Hal itu, lanjut dia, memang memberikan kesempatan bagi penaikan suku bunga tahun ini, namun akan diimbangi oleh dampak terhadap yen, yang pada akhirnya mendukung bursa saham Jepang.
Seperti diketahui, data payroll AS naik 255.000 pada Juli, melampaui semua prediksi dalam survey Bloomberg serta melanjutkan kenaikan yang diraih pada Juni sebesar 292.000.