Bisnis.com, JAKARTA - Pembiayaan proyek pembangkit listrik oleh PT United Tractors Tbk. dan PT Adaro Energy Tbk. senilai total US$4,5 miliar diproyeksi kembali mundur dari target semula.
Direktur Utama PT United Tractors Tbk. (UNTR) Gidion Hasan menuturkan pembiayaan proyek (financial close) yang tadinya ditargetkan bakal rampung Juli 2016, bakal meleset dari rencana.
"Masih on going dan kami belum ada target. Sekarang masih dalam proses karena masih banyak yang harus diselesaikan. Kami berusaha secepatnya selesai," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (2/8/2016).
Financial close pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 2x1.000 MW itu diperkirakan menelan investasi US$4 miliar. Emiten bersandi saham UNTR itu menggenggam 25% saham PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 dengan investasi US$4 miliar setara dengan Rp52,81 triliun.
Dalam proyek PLTU berkapasitas 2x1.000 MW tersebut, perseroan menggandeng Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc., dengan kepemilikan masing-masing sisanya 50%. Pinjaman perbankan untuk investasi mencapai US$3,2 miliar.
Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu enggan menyebut target akhir tahun bakal merampungkan financial close. "Susah bilang akhir tahun, kami belum ada target," tuturnya.
Terpisah, Direktur Keuangan Adaro Energy David Tendian mengatakan penyelesaian financial close PLTU Tanjung Power Indonesia di Kalimantan Selatan bakal mundur maksimum September 2016.
"TPI mundur tentu dengan pergantian reshuffle, kami harus menjelaskan lagi ke menteri baru," katanya usai paparan publik.
TPI Kalsel memiliki kapasitas 2x100 Megawatt awalnya ditargetkan bakal selesai tahap financial close pada Agustus ini. Investasi proyek PLTU TPI mencapai US$450 juta-US$550 juta.
Perseroan hanya menyediakan pendanaan sekitar 20% dari total investasi. Sisanya, sebesar 80% bakal mendapatkan pinjaman dari sindikasi perbankan Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.
Proyek yang bakal digarap oleh anak usaha emiten bersandi saham ADRO itu, PT Bhimasena Power dengan kepemilikan 65%, yang membuat usaha patungan bersama PT EWP Indonesia dengan menggenggam 35% saham milik Korea East-West Power Co., Ltd.
Awalnya, financial close ditargetkan bakal rampung pada paruh pertama tahun ini. Dana pinjaman akan digelontorkan oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Mizuho Corporate Bank, The Development Bank of Singapore Ltd. (DBS), dan Korean Development Bank.
Begitu pula ekpansi Adaro di sektor kelistrikan di Sumatra Selatan juga kemungkinan terganjal. Perseroan bakal membangun PLTU Sumsel 9 dan 10 dengan kapasitas 2x600 MW, serta investasi US$2,5 miliar.
"Kami masih menunggu rencana PLN karena sebelumnya mau ditender, tapi tunggu kejelasan lagi," kata dia.
Adaro yang dikendalikan oleh taipan Garibaldi Thohir itu membidik pembangunan PLTU berkapasitas 20 Gigawatt hingga 2030 mendatang. Investasi yang bakal digelontorkan emiten yang dimiliki oleh taipan Edwin Soeryadjaya melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), secara keseluruhan diproyeksi mencapai US$40 miliar.