Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA ASII: Raksasa Otomotif Astra International Masih Terpuruk

Raksasa ototomotif PT Astra International Tbk. (ASII) harus menelan pil pahit akibat koreksi laba bersih 11,79% dan pendapatan 4,65% year-on-year pada paruh pertama tahun ini.
Kantor Pusat Astra Internasional./Bisnis.com
Kantor Pusat Astra Internasional./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa ototomotif PT Astra International Tbk. (ASII) harus menelan pil pahit akibat koreksi laba bersih 11,79% dan pendapatan 4,65% year-on-year pada paruh pertama tahun ini.

Akan tetapi, koreksi laba dan pendapatan ASII terus mengecil sejak kuartal I/2016 setelah akhir tahun lalu mencapai penurunan paling dalam. Capaian laba Astra mencerminkan 42,96% dari proyeksi konsensus sepanjang tahun.

Direktur Utama Astra International Prijono Sugiarto mengatakan tantangan terbesar kinerja perseroan pada paruh pertama tahun ini berasal dari pelemahan harga komoditas, permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambagan, dan peningkatan kredit bermasalah di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) masih akan terasa hingga akhir tahun.

"Kendati demikian, kami berharap kinerja dari bisnis pembiayaan konsumen dan otomotif masih solid," katanya, Kamis (28/7/2016).

Bila dirinci, laba bersih ASII terkoreksi 11,79% y-o-y menjadi Rp7,11 triliun dari Rp8,06 triliun pada semester I/2015. Pendapatan perseroan juga merosot 4,65% y-o-y menjadi Rp88,2 triliun dari Rp92,5 triliun di periode yang sama setahun silam.

Beban pokok penjualan ASII berhasil ditekan 4,32% menjadi Rp71,36 triliun dari Rp92,5 triliun. Sehingga, laba kotor hanya terkoreksi 5,97% menjadi Rp16,84 triliun dari Rp17,91 triliun.

Laba sebelum pajak mencapai Rp10,23 triliun, lebih rendah dari sebelumnya Rp12,07 triliun. Untuk itu, laba periode berjalan juga terkoreksi menjadi Rp8,31 triliun dari Rp9,75 triliun.

Total aset Astra International hingga 30 Juni 2016 mencapai Rp249,55 triliun dari Rp245,43 triliun. Liabilitas Rp119,55 triliun dari Rp118,9 triliun dan ekuitas Rp129,99 triliun dari Rp245,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper