Bisnis.com, LONDON – Pergerakan nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS menyentuh posisi terendahnya dalam sepekan pada perdagangan hari ini, Rabu (20/7/2016), di tengah prediksi peningkatan jumlah klaim untuk tunjangan pengangguran di Inggris dalam laporan tenaga kerja pada Juni.
Nilai tukar pound sterling, yang memiliki kinerja terburuk di antara mata uang negara G-10 lainnya sepanjang bulan lalu, melemah terhadap mayoritas mata uang utama kemarin, meski data inflasi tahunan pada bulan lalu melaju melebihi prediksi para analis.
Menurut prediksi rata-rata analis dalam Bloomberg, tingkat pengangguran Inggris Raya, yang diperhitungkan menurut standar International Labour Organisation (ILO), berada di posisi 5% selama periode tiga bulan hingga Mei.
“Laporan tenaga kerja tersebut akan memperlihatkan data sebelum periode Brexit, jadi pasar harus mengabaikannya, jikalau laporan tersebut akan memberikan informasi yang tidak mencerminkan keadaan saat ini,” ujar Petr Krpata, ahli strategi valuta asing ING Groep NV., seperti dilansir Bloomberg hari ini.
Ditambahkan olehnya bahwa prospek pound akan tetap bearish dan diperkirakan meluncur ke US$1,23 per pound sterling dalam kurun tiga bulan ke depan.
Pergerakan pound sebelumnya dilaporkan mengalami sedikit perubahan ke posisi US$1,3101 per pound sterling pada pukul 07.13 waktu London (13.13.WIB) setelah sempat melemah ke US$1,3065 per pound sterling, terendah sejak 12 Juli.