Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia kembali melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (15/7/2016), di tengah prediksi akan pergeseran harga menuju kisaran US$40 per barel seiring goyahnya konsumsi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Agustus melemah 0,57% atau 0,26 poin ke US$45,42 per barel pada pukul 12.48 WIB, setelah dibuka turun 0,35% atau 0,16 poin di posisi US$45,52.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak September juga melemah 0,57% atau 0,27 poin ke level US$47,10, setelah dibuka dengan pelemahan 0,72% atau 0,34 poin di level 47,03.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, para analis mulai dari BNP Paribas SA hingga JBC Energy GmbH memperingatkan bahwa harga minyak mentah dunia dapat terperosok menuju kisaran US$40 per barel di tengah kelebihan suplai global dan melemahnya permintaan.
“Minyak secara perlahan seimbang kembali dalam pola zigzag karena ketika harga naik, produsen di AS menaikkan produksi, yang akan kembali menekan harga. Sentimen pasar cukup bearish pada saat ini akibat kekhawatiran akan produksi AS yang pulih kembali dan tarif pengolahan kilang yang rendah,” ujar Hong Sung Ki, analis komoditas Samsung Futures Inc.
Minyak telah diperdagangkan di antara US$44-US$52 per barel sejak awal Juni di tengah gangguan suplai dan penurunan produksi AS.
Harga minyak telah terpangkas pekan ini, ditekan oleh data bahan bakar AS yang mengisyaratkan lunaknya permintaan serta kemudian reli ketika bursa saham global menguat dan pelemahan dolar AS mendorong komoditas.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus pada perdagangan kemarin ditutup melesat 2,08% ke level US$45,68 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman September juga berakhir melesat 2,4% ke US$47,37 per barel di ICE Futures Europe Exchange.