Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah rebound dari pelemahan tajamnya pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2016), di saat para investor mencermati data AS yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah dan peningkatan persediaan bahan bakar secara tidak terduga.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Agustus melesat 1,43% atau 0,64 poin ke US$45,39 per barel pada pukul 12.27 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,87% atau 0,39 poin di posisi US$45,14.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak September menanjak 1,21% atau 0,56 poin ke level US$46,82, setelah dibuka dengan kenaikan 0,71% atau 0,33 poin di level 46,59.
Menurut data Energy Information Administration, seperti dilansir Bloomberg hari ini, stok minyak mentah AS melemah pada minggu kedelapan, rentetan pelemahan terpanjang sejak Juni 2015.
Di sisi lain, persediaan bensin AS naik melampaui level rata-rata dalam lima tahun. Permintaan untuk bahan bakar tersebut melemah sepanjang minggu terakhir – termasuk saat libur hari Kemerdekaan AS yang biasanya merupakan puncak periode konsumsi - seiring kenaikan output.
Minyak telah diperdagangkan di antara US$44-US$51 per barel sepanjang bulan terakhir di tengah gangguan suplai dan penurunan produksi AS.
Surplus pada bahan bakar dapat diartikan lebih kecilnya proses penyulingan minyak di AS bahkan bila persediaan minyak mentah tetap sebesar lebih dari 100 juita barel.
“Setiap kali kita melihat kemunduran besar, terdapat banyak pembelian yang kuat di sekitar harga US$44, US$45. Pastinya terdapat pelaku aktif di pasar yang sangat bersuka cita untuk membeli minyak pada kisaran harga tersebut,” ujar Angus Nicholson, analis pasar IG Ltd.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus pada perdagangan kemarin ditutup turun US$2,05 atau 4,4% ke level US$44,75 per barel di New York Mercantile Exchange, dengan total volume yang diperdagangkan 43% lebih tinggi dari rata-rata 100 hari terakhir.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman September berakhir melemah US$2,21 atau 4,6% ke US$46,26 per barel di ICE Futures Europe exchange.