Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan hari ketiga, Kamis (30/6/2016), memperpanjang kerugiannya untuk paruh pertama tahun ini.
Indeks yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tersebut dibuka melemah 0,10% atau 0,100 poin ke level 95,669 dan masih terpantau turun walau tipis sebesar 0,01% atau 0,013 poin ke posisi 95.756 pada pukul 09.41 WIB.
Seperti dilansir oleh Bloomberg hari ini, dolar AS berlanjut melemah di saat para pedagang bertaruh bahwa Federal Reserve cenderung akan memangkas tingkat suku bunganya (Fed Funds Rate/FFR) daripada menaikkannya.
Kombinasi indikator ekonomi yang tidak merata dan goncangan global memberi lebih sedikit ruang bagi bank sentral AS tersebut untuk menaikkan suku bunganya.
“Pasar memberi nilai ekspektasi untuk The Fed dan kenaikan suku bunganya,” ujar Richard Cochinos, head of Europe Group-of-10 currency strategy Citigroup Inc. “Pasar tidak melihat segala bentuk skenario penaikan. Yang mendorong dolar adalah ekspektasi pada pertumbuhan relatif dan tingkat bunga yang real.”
Permintaan akan mata uang tersebut telah menyusut tahun ini setelah para pembuat kebijakan The Fed, dalam pertemuan tanggal 15-16 Maret, memangkas angka rencana penaikan suku bunganya menjadi hanya dua, dari sebelumnya empat.
Dan setelah melewatkan langkah penaikan suku bunga pada pertemuannya awal bulan ini, dengan komentar Gubernur The Fed Janet Yellen yang merujuk pada risiko Brexit, daya tarik mata uang ini meredup.
Pada perdagangan kemarin (Rabu, 29/6/2016), indeks dolar AS juga ditutup melemah 0,49% atau 0,476 poin ke level 95,769.
Posisi indeks dolar AS
30 Juni (Pk. 09.41 WIB) | 95,756 (-0,01%) |
29 Juni | 96,769 (-0,49%) |
28 Juni | 96,245 (-0,31%) |
27 Juni | 96,544 (+1,15%) |
24 Juni | 95,448 (+2,05%) |
Sumber: Bloomberg Dollar Index