Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (28/6/2016), sejalan dengan aksi mogok di Norwegia yang mengancam penurunan produksi di negara penghasil minyak terbesar Eropa Barat tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Agustus melesat 1,75% atau 0,81 poin ke US$47,14 per barel pada pukul 12.45 WIB, sementara patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus juga naik signifikan 1,57% atau 0,74 poin ke level US$47,90.
Seperti dilansir oleh Reuters hari ini, sekitar 755 pekerja Norwegia pada tujuh lapangan gas dan minyak ambil bagian dalam aksi mogok yang telah berlangsung mulai Sabtu.
Aksi tersebut dipastikan memukul produksi dari negara itu apabila tidak tercapai kesepakatan upah baru sebelum batas waktu pada Jumat mendatang.
Menurut data kalkulasi Reuters, lapangan-lapangan yang terkait dengan aksi mogok itu berkontribusi terhadap hampir 18% produksi minyak Norwegia.
Namun penguatan pada harga minyak juga masih dibebani oleh penguatan dolar yang sebelumnya menggiring penurunan minyak ke level terendah dalam tujuh minggu serta berlanjutnya gejolak pasar pasca hengkangnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
"Minyak mentah (sebelumnya) memimpin pelemahan sektor seiring aksi investor meninggalkan aset berisiko. Minyak juga dibebani oleh berita suksesnya gencatan senjata di Nigeria yang memungkinkan perbaikan pipa minyak yang sebelumnya telah membatasi kemampuan negara tersebut untuk mengekspor minyak,” papar ANZ Bank.
Pada perdagangan kemarin (Selasa pagi WIB), harga minyak mentah ditutup melemah setelah berfluktuasi setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus turun US$1,31 ke posisi US$46,33 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus turun US$1.25, atau 2,6% ke US$47,16 per barel di ICE Futures Europe exchange.